Laman

Rabu, 28 Mei 2014

Review film : THE FAMILY (MALAVITA)

Film produksi tahun 2013 ini dikenal juga dengan judul Malavita. Disutradarai oleh Luc Besson.


Tapi kemudian lebih sering dipakai judul The Family



The Family, berkisah tentang keluarga mantan bos mafia yang sedang berada dalam program perlindungan saksi. Robert de Niro berperan sebagai Bos Mafia Giovanni Manzoni yang menjebloskan rivalnya ke penjara dan membuat ia dan keluarganya dikejar-kejar anak buah rivalnya itu untuk dibunuh. Michelle Pfeiffer berperan sebagai Maggie istrinya. Mereka mempunyai dua orang anak, yang tertua perempuan bernama Belle dan adiknya lelaki bernama Warren. Bersama mereka ikut juga seekor anjing yang diberi nama Malavita.

Keluarga Manzoni dalam penyamaran keluarga biasa

Keluarga ini berada dalam perlindungan saksi yang diawasi agen Robert Stansfield yang diperankan oleh Tommy Lee Jones.





Keluarga Manzoni dipindahkan ke tempat persembunyian baru di Normandy, Prancis. Mereka memakai nama baru lagi. Giovanni menyamar sebagai seorang penulis novel dari Amerika. Keputusannya ini tidak disengaja. Saat ia masuk ke dalam gudang di kebun belakang, dia menemukan sebuah mesin tik yang masih bagus. Ia pun mulai mengetik kisah hidupnya sendiri. Ia sering menghabiskan waktu di gudang beratap dan berdinding kaca itu untuk mengetik pengalamannya sebagai bos mafia.

Ia menulis, walau sebagai bos mafia, tapi ia mafia yang baik. Dia tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah. Dan jalanan tempatnya tinggal aman dari aksi kejahatan karena selalu diawasinya. Hobi baru Giovanni ini malah membuat pengawasnya, Robert Stansfield cemas.

"Jangan pernah mempublikasikan tulisanmu ini. Hidupmu akan semakin terancam kalau tulisanmu ini sampai terbit dan dibaca musuh-musuhmu. Mereka pasti akan semakin gemas ingin membunuhmu." Robert mengingatkan.

Dengan santai, Giovanni menjawab,"Nggak usah khawatir, aku menulis ini hanya untuk diriku sendiri kok. Ternyata menulis itu menyenangkan."

"Cara berceritamu lumayan juga, walau ceritamu tentang aku harus diperbaiki. Aku kan nggak sejahat itu," sahut Robert.

Hm, percakapan yang bikin tersenyum ^_^

Kedua anak Giovanni sekolah di sekolah baru. Dan mereka harus beradaptasi lagi. Belle sering diganggu para cowok di sekolah, tapi dia mampu melawan dan membuat cowok-cowok pecundang itu kapok mengganggunya. Sedangkan Warren harus menghadapi bully dari teman-teman cowok di sekolah. Namun dengan kecerdikannya ia bisa membalas perlakuan anak-anak yang membully-nya.

Sang kakak dan sang adik di sekolah baru

Anak buah rival Giovanni terus mencari keluarga Manzoni. Mereka masih aman sampai akhirnya Warren tanpa sengaja melakukan kesalahan yang tidak disadarinya. Warren diminta gurunya menulis kalimat keren ala Amerika untuk dimuat di koran sekolah. Warren menuruti permintaan gurunya, ia tak sadar perbuatannya ini akan membawa malapetaka besar bagi keluarganya yang sedang bersembunyi dari musuh ayahnya. Ia mencantumkan namanya dan kelasnya di bawah kalimat yang ditulisnya itu. Takdir membawa satu eksemplar koran sekolah itu hingga ke Amerika. Sampai akhirnya koran itu dipakai untuk membungkus minuman kesukaan rival Giovanni dalam penjara.

Musuh Giovanni membaca kalimat yang dibuat Warren. Ia sangat mengenalinya karena itu adalah kalimat khas kesukaannya, ia pernah mengucapkannya saat berada dalam pesta mafia yang diadakan di rumah Giovanni. Ketika itu Warren yang masih kecil mendengarnya dan ia mengingat terus kalimat itu. Seketika musuh Giovanni itu tahu, yang menulisnya pasti anak Giovanni Manzoni. Ia segera mengutus banyak anak buahnya dengan persenjataan canggih ke Normandy, tepatnya ke rumah Giovanni.

Warren yang semula ingin kabur dari rumah karena telah melakukan kesalahan di sekolah, saat menunggu kereta, ia melihat gerombolan anak buah musuh Giovanni turun dari kereta. Ia terkejut, lalu menunduk. Untunglah gerombolan mafia itu tidak mengenalinya. Warren segera menelepon ke rumah untuk mengingatkan keluarganya ancaman bahaya ini. Tapi di rumahnya sedang tak ada orang. Giovanni ayahnya sedang menghadiri pemutaran film di komunitas pencinta film. Ibunya sedang pergi keluar mencari Belle, sedangkan Belle pergi untuk menemui lelaki yang disukainya.

Warren segera berlari pulang, berharap bisa sampai di rumahnya mendahului gerombolan mafia yang sudah siap menghabisi keluarganya itu. Tapi apa yang terjadi? Sesampainya ia di dekat rumahnya, gerombolan mafia itu sudah tiba lebih dulu dan siap meledakkan rumahnya. Padahal di dalam rumahnya ada ayahnya yang baru saja pulang.

Bersama-sama, keluarga ini bersatu melawan gerombolan mafia super sadis yang dilengkapi persenjataan canggih itu. Mampukah keluarga Manzoni selamat dari serbuan balas dendam musuhnya? Hm, biasanya sih, jagoan pasti menang ;)

Tapi pertarungannya cukup seru. Dan keluarga Manzoni belajar sekali lagi arti kebersamaan keluarga. Bahwa mereka harus lebih waspada dan saling menjaga.

Menonton film ini lumayan menambah pengetahuan, tentang kebiasaan penduduk Normandy. Seperti misalnya saat Maggie ke toko serba ada untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Ia mencari selai kacang tapi tidak ada di toko itu, saat ia bertanya pada penjaga toko, dijawab mereka tidak menjual selai kacang. Ternyata warga setempat tidak suka selai kacang dan tidak pernah membuat selai kacang.

Beberapa orang di toko itu memandang sinis ke arah Maggie sambil berbisik-bisik, meremehkan kesukaan orang Amerika dengan selai kacang.

"Pantas saja orang Amerika gemuk-gemuk. Makanan mereka nggak sehat," bisik seorang pengunjung toko pada pengunjung lain dan pemilik toko dalam bahasa Prancis.

Mendengar ucapan penghinaan itu, diam-diam Maggie merasa kesal. Sebagai istri mantan mafia, ia terbiasa bersikap keras. Maggie mengungkapkan rasa kesalnya dengan mengambil tabung gas, lalu meledakkannya hingga toko itu hancur berantakan.

Seram ya? Nggak juga sih, karena adegan ini digambarkan dengan cara agak komedi. Walau pun tidak digambarkan apa yang terjadi pada orang-orang yang membicarakan dan meledek Maggie tadi.

Gagap budaya keluarga Amerika di tempat baru yang sangat berbeda dengan budaya mereka. Secara keseluruhan ceritanya cukup menghibur. Walau berlatar belakang kisah mafia, tapi tidak digambarkan terlalu serius dan sadis. Labelnya sebagai film keluarga masih layak ditonton bersama keluarga.

Banyak adegan yang justru memancing tawa. Seperti biasa, aku selalu terhibur menonton akting Robert de Niro, Tommy Lee Jones dan Michelle Pfeiffer.

Selasa, 27 Mei 2014

Princess Wannabe, wish come to Buckingham Palace

Selain senang berkhayal menjadi detektif, masa kecilku dulu seperti umumnya gadis-gadis kecil, aku juga senang berkhayal menjadi putri raja.

Khayalanku ini dipengaruhi hobiku menonton film kartun tentang putri-putri kerajaan. Terutama produksi Walt Disney, seperti Cinderella, Snow White, Sleeping Beauty, Beauty and The Best, dan lain-lain.

Ini dia para putri Disney yang bikin aku berkhayal jadi putri saat kecil dulu
Sumber foto : www.fanpop.com

Dari keseluruhan gambaran berbagai putri itu, aku paling tertarik dengan pakaian mereka yang indah, membuat para putri itu terlihat cantik dan anggun, yang kemudian membuatku terobsesi ingin juga memiliki pakaian ala putri-putri itu. Gaun terusan dengan rok mekar agak menggembung, lengan yang juga menggembung, ditambah hiasan renda dan sedikit bling-bling. Senangnya dibelikan baju seperti itu oleh ibuku. Khayalanku langsung melambung, membayangkan diriku menjadi putri raja. Aku suka sekali melihat baju princess-ku mengembang roknya, terutama jika aku memutar-mutar tubuhku.

Iya, ini kebiasaan anehku saat SD yang boleh ditertawakan. Karena suatu hari, hobiku berputar-putar saat memakai gaun dengan rok lebar akhirnya membuatku celaka. Ketika itu di sebelah rumahku masih lahan kosong. Dinding rumahku bagian luar hanya dilapis plesteran kasar, pondasi batu kalinya naik sedikit kurang lebih dua puluh sentimeter. Di samping rumahku itulah aku bergaya di depan temanku bak putri raja. Aku berputar-putar senang sekali melihat rokku semakin menggembung.

Sampai akhirnyaa .... brukk! Dugg!

Aku terhuyung-huyung jatuh, kepalaku membentur pinggiran pondasi batu kali cukup keras. Seketika darah mengalir keluar dari luka di kepalaku akibat terkena sudut batu kali yang tajam. Aiiih, aku pun panik. Untungnya ... ya begitulah orang Indonesia, sudah celaka pun masih untung. Lukaku itu nggak terlalu dalam. Nggak perlu sampai dibawa ke rumah sakit. Hanya dengan lebay-nya aku mengira diriku gegar otak dan terancam amnesia >.<

Dan ... apakah kejadian itu membuatku berhenti berkhayal menjadi putri raja? Tentu tidak ^_^

Kisah kerajaan Inggris sudah terkenal sejak dulu, tak kalah populernya dibanding selebritas dunia. Beritanya sering kali muncul di televisi. Dan sejak kecil itu aku tahu, bahwa di belahan bumi sana, kisah bak di negeri dongeng benar-benar ada. Pangerannya tampan dan putrinya cantik. Dulu, masih ada Lady Diana, istri Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris yang cantik jelita. (Ya, ya, ya ... ketahuan deh aku angkatan berapa)

Putri Diana yang cantik jelita. Jelmaan nyata segala macam putri dalam dunia dongeng
Sumber foto : www.vemale.com

Lady Diana putri yang sangat terkenal di seluruh dunia. Rasanya tak ada yang tak tahu atau minimal pernah mendengar nama Lady Diana, yang juga dikenal dengan sebutan Lady Di. Karismanya tetap dikenang hingga kini walau pun beliau sudah tiada. Lady Diana bagai jelmaan putri dalam cerita-cerita dongeng yang pernah kubaca. Dua anak lelaki Putri Diana pun tak kalah terkenalnya. Pangeran William dan Pangeran Harry tumbuh menjadi lelaki idaman banyak wanita di dunia.

Bagi yang pernah bermimpi menjadi putri raja, mungkin pernah juga berkhayal bertemu Pangeran William dan ditaksir habis-habisan olehnya. Upss! Yaaa, itu juga salah satu khayalanku. Aku melihat di televisi, kemegahan Istana Buckingham lengkap dengan tamannya yang indah, interior yang mewah. Dilengkapi tentara kerajaan dengan pakaian khasnya yang sejak kecil gambarnya sering kulihat menghiasi tutup kaleng biskuit yang dibeli ibuku.

Kusaksikan juga di televisi bagaimana seluruh dunia berduka dengan kepergian Lady Diana. Prosesi pemakamannya disiarkan semua stasiun televisi di Indonesia. Aku mengikutinya sejak awal hingga akhir. Ikut sedih melihat dua pangeran mengiringi kepergian ibunda mereka. Rasanya pengin segera terbang ke Inggris dan memeluk mereka agar kesedihan mereka hilang ... ehem.

Waktu berlalu, tapi pesona kerajaan Inggris tak juga pudar. Semakin menjadi-jadi saat kemudian sang pangeran idaman hampir seluruh wanita di dunia itu akhirnya menikahi Kate Middleton. Well, bisa dibayangkan berapa banyak hati yang patah dan ngiri abiiiss menyaksikan keberuntungan Kate Middleton.

Jelmaan nyata dari dongeng kerajaan
Sumber foto : www.duniaku.net

Saat keduanya selesai mengucapkan janji sehidup semati di gereja, lalu diarak menuju istana mengendarai kereta kencana, wuaaaah, melihatnya bagai menyaksikan dongeng kerajaan yang menjadi nyata. Kemudian keluarga kerajaan berkumpul di balkon istana, menyapa rakyatnya yang sudah menunggu, berkerumun di halaman istana sampai ke jalan-jalan.

Melihat ini, beneran seperti dongeng jadi nyata. Mupeeeng >.<
Sumber foto : asalkamutahuaja.blogspot.com

Menakjubkan, menyaksikan di zaman modern dan serba canggih seperti sekarang ini masih banyak orang yang terpukau dengan keluarga kerajaan. Itu artinya, memang masih banyak orang yang menyukai kisah bak dongeng kerajaan. Menyaksikan keluarga kerajaan Inggris di televisi menjadi jeda sejenak bagi kita dari segala hiruk pikuk kenyataan hidup yang kompleks, sesaat membiarkan benak kita terlempar ke dunia imajinasi dongeng, berharap kehidupan mereka benar-benar seindah kisah-kisah dongeng putri dan pangeran. Mensugesti rasa percaya pada diri kita, bahwa di dunia yang semakin karut marut ini, kesempatan hidup bahagia masih ada.

Bahkan aku melihat di televisi, saat Ratu Elizabeth menerima kunjungan Presiden SBY, Presiden SBY diantar ke istana mengendarai kereta kencana. Wuuiiiih, benar-benar bagai di negeri dongeng. Bayangkan, di Inggris yang merupakan salah satu negara maju dan modern, apalagi sekarang ini banyak sekali mobil super canggih, tapi Ratu Inggris masih setia memakai kereta kencana yang ditarik kuda untuk membawa tamu negara ke istananya.

Kereta kencana yang dipakai untuk membawa Presiden SBY ke istana Ratu Elizabeth
Sumber foto : news.liputan6.com

Karena itulah aku harus ke Inggris. Untuk membuktikan pada diriku sendiri bahwa keindahan dunia kerajaan bukan hanya ada dalam dongeng. That's really happen in the real life.

Dan ... Mister Potato memungkinkan impian mengunjungi Istana Buckingham menjadi nyata. Yeay! Thanks a lot to Mister Potato. Berkunjung ke Istana Buckingham menjadi salah satu destinasi wisata ke Inggris gratis yang dijanjikan Mister Potato bagi yang beruntung. Oooh, semoga aku menjadi salah satu yang beruntung. Sangat berharap aku bisa melihat istana kerajaan yang megah sungguhan, bukan hanya istana anak-anak di TMII. Menyaksikan kemewahan interiornya, sekaligus menyaksikan upacara pergantian pasukan penjaga istana yang terkenal itu.

Upacara pergantian pasukan penjaga Istana Buckingham yang menarik wisatawan
Sumber foto : www.travelgeeze.com


Aku juga ingin berfoto bersama tentara penjaga istana dengan pakaian khasnya, topi tinggi hitam berbulu dan seragam merahnya. Nggak mau kalah dengan Mr. Bean yang juga berfoto berdua dengan seorang tentara penjaga istana kerajaan Inggris.

Mr. Bean aja bisa foto bareng penjaga istana ratu Inggris, masa aku nggak ^_^
Sumber foto : www.mr-bean.org

Aku berharap mendapat kesempatan minimal sekali seumur hidup melihat bukti nyata kerajaan yang benar-benar eksis di dunia dengan segala kemegahannya yang selama ini hanya bisa kutonton di film-film dongeng.

Semoga aku bisa benar-benar terbang menuju Inggris. Nggak mungkin lagi sama Pangeran William, masih ada  Pangeran Harry, kan? Siapa tau pangeran yang konon masih single itu kelilipan saat melihatku dan mendadak naksir aku, hehehe.

Pangeran Harry sudah dadah dadah niih. Wait for me yaa ...
Sumber foto : petrotimes.vn


Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, kan?

Karena itu, aku mejeng manis bareng Mister Potato waavy rasa hickory BBQ.  Twitterku @rumieko juga sudah follow @MisterPotato_ID, dan facebook-ku https://www.facebook.com/arumi.ekowati juga sudah like fanpage Mister Potato Indonesia

Prince Harry, wait for me. I will fly across the sky to meet you. Don't go anywhere. I'll come to England. Aamiin.






Minggu, 25 Mei 2014

Film Prancis : Mayrig and 588 Rue Paradis

Mayrig dan 588 Rue Paradis


Sumber foto : www.dpstream.net

Sumber foto : www.t411.me

Film Prancis yang mengharukan. Diawali dengan Mayrig kemudian dilanjutkan dengan 588 Rue Paradis.
Dari film ini, penonton mendapat sedikit pengetahuan tentang budaya Armenia.

Film ini diproduksi tahun1992. Merupakan film semi-autobiographical yang ditulis dan disutradarai oleh seorang Prancis-Armenian bernama Henri Verneuil

Berkisah tentang keluarga Armenia sederhana yang mencoba bertahan hidup di Prancis. Mereka adalah keluarga Armenia yang melarikan diri dari genosida Turki di Armenia. Suami istri Zakarian memiliki seorang anak lelaki bernama Azad Zakarian. Anak mereka disekolahkan di sekolah khusus laki-laki yang terbaik. Tak peduli biayanya mahal, mereka ingin Azad kelak menjadi orang sukses.

Dalam Mayrig, cerita lebih fokus pada keluarga Zakarian yang sederhana. Bagaimana ayah, ibu, bibi dan nenek Azad Zakarian sangat mencintai anak itu. Walau berlimpah kasih sayang dari keluarganya yang sederhana, tapi Azad tidak tumbuh menjadi anak manja.

Azad Zakarian, sejak kecil terbiasa tegar
Sumber foto : www.dvdcritique.com

Sebagai anak yang berbeda sendiri di antara teman-teman sekelas, Azad harus tegar menghadapi bully dari teman-teman Prancisnya yang menganggapnya asing. Namanya dianggap aneh karena bukan nama Prancis. Ia juga dianggap berbeda hanya karena ia pergi ke gereja yang berbeda. Saat teman-temannya bermain bola, Azad hanya bisa menonton karena ia tidak diperbolehkan ikut.

Syukurlah ia punya ayah, ibu, bibi dan nenek yang sangat menyayanginya. Sebaliknya, Azad juga sangat mencintai keluarganya. Sehingga ia tidak berterusterang menceritakan perlakuan teman-teman sekolahnya yang mengucilkannya. Azad selalu berbohong dengan mengatakan teman-temannya baik. Ia hanya tak ingin mengecewakan ayah dan ibunya.

Keluarga Zakarian. Ayah, ibu, Azad, oma dan bibi
Kasih sayang keluarga yang membuat Azad tetap bertahan, hingga akhirnya berhasil kuliah di kampus bergengsi dan lulus dengan nilai baik.

Keluarganya menyambut gembira kelulusan Azad. Mereka menyambut Azad pulang dengan berbagai makanan khas Armenia yang banyak dan beraneka ragam. Walau keluarga mereka hanya keluarga sederhana, tapi demi merayakan keberhasilan Azad, ayah dan ibunya rela berkorban. Bahkan ayah dan ibu Azad menjual cincin kawin mereka dan menggantinya dengan cincin baru sebagai hadiah kelulusan Azad.

Sayangnya kebahagiaan Azad tidak ikut dirasakan neneknya yang wafat saat Azad masih di sekolah menengah.

Dalam 588 Rue Paradis, kisah keluarga Zakarian terus berlanjut. Azad sudah dewasa, dia menjadi sutradara drama sukses di Paris. Menikah dengan seorang wanita Prancis dan memiliki satu anak lelaki dan satu anak perempuan. Istrinya ini membentuk image Azad menjadi orang Prancis tulen dengan mengganti nama Azad menjadi Pierre Zakar.

Suatu hari datang seorang lelaki yang ternyata teman masa sekolah dasar Pierre alias Azad. Lelaki itu datang untuk meminta agar anaknya yang bercita-cita menjadi aktor bisa ikut serta berakting dalam drama yang disutradarai Pierre. Pierre ingat, lelaki itu dulu saat mereka masih kecil, pernah meremehkannya dan menjadikannya bahan ejekan bersama teman-temannya yang lain.

Lelaki itu tinggal di komplek perumahan elit di Rue Paradis nomor 412. Rue Paradis yang bernomor lebih dari 400 adalah perumahan mewah milik orang-orang kaya, sedangkan yang bernomor di bawah 400, adalah komplek perumahan sederhana, salah satunya rumah keluarga Zakarian.

Azad heran saat suatu hari, ibu temannya yang kaya itu, mengundangnya ke pesta minum teh. Padahal Azad tidak kenal dekat dengan temannya itu. Tapi keluarga Zakarian sangat bangga melihat Azad diundang keluarga terpandang. Mereka menyambut sukacita. Bahkan menyiapkan kue khas Armenia yang nanti akan dibawa Azad untuk diberikan kepada ibu temannya itu. Satu keluarga membuat kue istimewa itu. Kue itu harus didiamkan selama 3 hari agar rasanya meresap. Ketika tiba saatnya Azad datang ke undangan pesta minum teh itu, ibunya mengantar Azad ke rumah temannya itu.

Azad memberikan kue dari keluarganya kepada pelayan keluarga temannya yang menyambutmnya di depan pintu. Kemudian Azad diantar ke ruang tengah. Teman-temannya sudah berkumpul di sana. Satu pun tak ada yang dekat dengan Azad. Mereka kembali mengejek Azad beramai-ramai.

Sampai kemudian saat makan tiba, mereka semua duduk mengelilingi meja makan. Azad dipesankan keluarganya, adat Armenia mengharuskannya menolak sebanyak 3 kali saat ditawari makanan. Tapi bagi orang Prancis, sikapnya itu dianggap artinya ia tak suka makanan yang disuguhkan. Sehingga sekali saja Azad menolak, ia tak ditawari lagi. Teman-temannya meledeknya lagi. Dalam hati Azad yakin, teman-temannya pasti nanti akan memujinya saat kue yang dibawanya dihidangkan. Karena itu adalah kue Armenia paling enak yang dibuat keluarganya penuh cinta. Tapi hingga acara makan berakhir, kue itu belum dihidangkan juga.

Azad yang penasaran diam-diam ke dapur ingin tahu apa yang terjadi dengan nasib kue yang dibawanya. Ternyata ia melihat kue yang dibuat dengan susah payah oleh keluarganya itu sedang dimakan para pelayan. Rupanya ibu temannya enggan memakan kue itu, menganggap remeh makanan Armenia, yakin sekali rasanya tidak enak.

Karena kecewa, Azad segera pamit pulang. Di depan pintu rumah mewah itu, ibunya sudah menunggu, menanyakan apakah teman-teman Azad menyukai kue buatan keluarga Azad? Lagi-lagi Azad berbohong, ia menjawab, teman-temannya suka sekali kue itu, dan menghabiskannya sampai menjilati jari-jari mereka. Azad senang melihat ibunya tersenyum bahagia.

Semua kenangan masa kecil itu tak bisa dilupakan Azad. Sekarang, setelah ia sukses, teman yang dulu mengejeknya itu memohon padanya untuk menerima anaknya yang ingin jadi aktor. Azad penasaran, ia bertanya pada temannya itu, kenapa saat mereka sekolah dasar dulu, temannya itu mengundang Azad ke rumahnya kalau akhirnya hanya untuk diejek. Temannya itu bahkan tidak ingat pernah mengundang Azad.

Azad hanya tersnyum, ia mencari alasan agar tak perlu menerima anak temannya itu.

Selain itu, Azad juga harus menghadapi istrinya sendiri yang juga selalu menghina ayah ibunya dianggap kampungan, karena hanya orang Armenia bukan orang Prancis asli yang dianggapnya lebih terhormat.

Lama kelamaan, Azad kesal pada istrinya yang selalu menghina keluarganya. Apalagi saat istrinya menuduh ibunya telah mempengaruhi anak mereka setelah anak lelaki mereka mengganti nama menjadi Zakarian dan anak perempuan mereka belajar bahasa Armenia. Istrinya yang sudah susah payah membentuk anak-anaknya menjadi orang Prancis asli marah sekali menghadapi sikap anak-anaknya ini dan menyalahkan ibunda Azad.

Sikap istrinya ini membuat Azad semakin kecewa. Setelah ayahnya meninggal, Azad lebih memilih menemani ibunya di rumah  mereka yang sederhana dulu. Ia memilih berpisah dengan istrinya setelah istrinya memberinya pilihan, memilih istrinya atau ibunya. Dengan yakin Azad memilih ibunya.

Ending ceritanya mengharukan saat akhirnya Azad bisa membelikan ibunya sebuah rumah ala Armenia di 588 Rue Paradis. Jalan ini hanya selisih beberapa blok dari rumah sederhana mereka dulu. Bedanya, Rue Paradis nomor 588 ini adalah perumahan mewah. Rumah yang dibelikan Azad untuk ibunya itu berhalaman sangat luas. Penuh bunga mawar merah jambu kesukaan ibunya, dilengkapi sebuah kolam dengan air mancur. Persis seperti rumah idaman ibunya.

Saat ibunya bertanya pada Azad,"Ini rumah siapa, Nak?"

Azad menjawab,"Ini rumah ibu. Di saat liburan, aku dan kedua anakku minta izin ibu, untuk tinggal di rumah ini. Bolehkah?"

Ibunya terharu mendengar jawaban Azad.

Hadiah mewah ini sebagai ungkapan kasih sayang Azad untuk ibunya. Dan rasa terima kasihnya atas kasih sayang ibunya yang tak berbatas. Ibunya menerima hadiah dari Azad ini dengan penuh haru. Teringat ayah Azad yang telah lebih dulu tiada.

Walau film ini berjalan sederhana, tapi aku menikmati setiap adegannya. Kasih sayang di antara keluarga Zakarian yang sederhana membuatku terharu. Terutama kasih sayang Azad pada ibunya membuatku tergerak ingin lebih menunjukkan rasa cintaku kepada bapak dan ibuku.

Film yang menyentuh perasaan banget ...

Azad setelah dewasa, membahagiakan ibunya yang sangat dicintainya
Yang aku suka dari film berbahasa Prancis, karena bahasa Prancis enak didengarkan. Walau aku sendiri tidak bisa berbahasa Prancis. Aku menonton film ini di MGM. Jadi ada teks terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Hm, ngomong-ngomong soal Prancis, aku juga menulis sebuah novel dengan setting Prancis dan Monte Carlo lho. Ada sedikit cuplikan bahasa Prancisnya juga. Yang gampang saja, seperti, bonjour, mademoiselle, monsieur, dll.

Yang suka baca novel romantis, koleksi yuuuk novel terbaruku ini. #MonteCarlo akan terbit akhir Juni 2014 ^_^


Ini juga novel baruku yang recommended lho. #HatikuMemilihmu


 Dan ada juga teenlit seru yang akan terbit 9 Juni 2014 #CintaValenia


Jumat, 23 Mei 2014

Once Upon A Dream, Come to England

Kenapa aku harus ke Inggris?

London, Liverpool, The Beatles, Eleanor Rigby, sebuah toko antik di salah satu sudut kota London ... semua itu berbaur menjadi satu dalam kisah rekaanku. Aku yang belum pernah menjejakkan kaki di Inggris, berani sekali menulis sebuah naskah novel dengan setting London dan Liverpool. Dari mana aku bisa tahu dan bagaimana aku bisa menggambarkan dengan tepat seperti apa suasana di sana? Aku kan belum pernah ke sana.

Aku mendapat informasi semua hal tentang Inggris melalui internet. Selain mendapat informasi juga dari sepupuku yang tinggal di Belanda dan tahun lalu jalan-jalan ke London.

Jadilah aku minta dia untuk menceritakan suasana London seperti apa. Walau pun aku belum pernah ke sana, tapi dari cerita sepupuku, aku bisa membayangkan seperti apa suasana London. Apalagi dia juga mengirimkan foto-fotonya saat di sana. Ah, bikin makin pengin ke sana aja deh ^_^

Salah satu sudut Kota London. Foto oleh-oleh sepupuku.

Uggh, kalau mendengar cerita sepupuku, rasanya mengaduk-aduk perasaan. Iri bercampur harap, suatu saat aku juga bisa ke sana. Sayangnya aku belum punya kesempatan untuk keliling dunia seperti dia. Yaah, aku tidak seberuntung sepupuku yang bekerja dan tinggal di Eropa. Aku di sini entah harus menabung berapa tahun kalau ingin jalan-jalan ke London.

Sepupuku bilang, dari Amsterdam, London bisa dicapai dengan naik kereta api melalui terowongan bawah laut. Wuiiih, canggih banget, kan? Sampai sekarang aku nggak mengerti bagaimana cara membuat terowongan bawah laut. Hm, tentunya konstruksinya harus kuat sekali, nggak kebayang kalau ada kebocoran, air laut bisa masuk semua ke dalam terowongan itu. Nyatanya, teknologi yang dicapai manusia memang canggih. Terowongan bawah laut yang menghubungkan London dengan beberapa negara di sekitarnya itu baik-baik saja hingga kini.

Aku juga membuat adegan di London Bridge dalam draft naskah novelku itu. Dengan melihat foto yang dikirimkan sepupuku, aku bisa tahu seperti apa jembatan London itu dan bagaimana suasana di sekelilingnya. Ya, ya, ya, melihat fotonya membuatku semakin ingin berkunjung ke sana ...

Sepupuku saat mejeng berlatar belakang London Bridge
Bikin mupeeeeng >.<

Oya, ada juga adegan di London Eye dalam draft naskah novelku itu. Sayangnya sepupuku enggan naik London Eye, padahal aku ingin tahu gambaran detail wahana yang satu itu dan bagaimana rasanya berada di dalamnya kemudian perlahan-lahan kapsul yang ditumpangi pengunjung naik hingga posisi tertinggi. Dari ketinggian itu, pengunjung wahana dapat menyaksikan pemandangan ke seluruhan Kota London. Sepupuku hanya memberiku oleh-oleh foto pintu masuk London Eye.

Foto entrance London Eye oleh-oleh sepupuku
Aiiihhhh, harus bisa ke sanaaa ^_^

Dari cerita sepupuku juga aku tahu, di London, masih dipertahankan ikon-ikon kotanya, beberapa di antaranya Red double-decker bus, dan Red Phone booth. Semua masih terawat baik hingga kini. Dan menjadi ciri khas Kota London yang abadi.

Dua ikon Kota London yang nggak ada matinya
Sumber foto : tripwow.tripadvisor.com

Semua kujadikan masukan sebagai referensi membangun setting cerita dalam kisah imajinasiku ini. Tapi walau pun sudah diceritakan dan dikirimi berbagai foto suasana London, andai mendapat kesempatan untuk bisa melihat langsung suasana London, tentunya lebih baik, bukan?

Dan mataku berbinar-binar saat membaca pengumuman Mister Potato yang di-share di twitter tentang ke Inggris gratis bareng Mister Potato. Wuaaah, ini benar-benar berita gembira! Mimpiku untuk bisa survei lokasi London dan Liverpool mendapat kesempatan untuk terlaksana. 

Yup! Aku langsung semangat ikut serta. Berharap semoga bisa terpilih untuk berangkat ke Inggris bersama Mister Potato. Segera aku membeli Mister Potato berbagai rasa dan foto selfie bersama Mister Potato. Ini dia hasil fotonya! Aaah, semoga mimpiku berkunjung ke London dan Liverpool benar-benar terwujud. Aamiin.

Twitterku @rumieko juga sudah follow @MisterPotato_ID, dan facebook-ku https://www.facebook.com/arumi.ekowati juga sudah like fanpage Mister Potato Indonesia

England, wait for me!! I'm coming!! ^_^