Laman

Rabu, 28 Mei 2014

Review film : THE FAMILY (MALAVITA)

Film produksi tahun 2013 ini dikenal juga dengan judul Malavita. Disutradarai oleh Luc Besson.


Tapi kemudian lebih sering dipakai judul The Family



The Family, berkisah tentang keluarga mantan bos mafia yang sedang berada dalam program perlindungan saksi. Robert de Niro berperan sebagai Bos Mafia Giovanni Manzoni yang menjebloskan rivalnya ke penjara dan membuat ia dan keluarganya dikejar-kejar anak buah rivalnya itu untuk dibunuh. Michelle Pfeiffer berperan sebagai Maggie istrinya. Mereka mempunyai dua orang anak, yang tertua perempuan bernama Belle dan adiknya lelaki bernama Warren. Bersama mereka ikut juga seekor anjing yang diberi nama Malavita.

Keluarga Manzoni dalam penyamaran keluarga biasa

Keluarga ini berada dalam perlindungan saksi yang diawasi agen Robert Stansfield yang diperankan oleh Tommy Lee Jones.





Keluarga Manzoni dipindahkan ke tempat persembunyian baru di Normandy, Prancis. Mereka memakai nama baru lagi. Giovanni menyamar sebagai seorang penulis novel dari Amerika. Keputusannya ini tidak disengaja. Saat ia masuk ke dalam gudang di kebun belakang, dia menemukan sebuah mesin tik yang masih bagus. Ia pun mulai mengetik kisah hidupnya sendiri. Ia sering menghabiskan waktu di gudang beratap dan berdinding kaca itu untuk mengetik pengalamannya sebagai bos mafia.

Ia menulis, walau sebagai bos mafia, tapi ia mafia yang baik. Dia tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah. Dan jalanan tempatnya tinggal aman dari aksi kejahatan karena selalu diawasinya. Hobi baru Giovanni ini malah membuat pengawasnya, Robert Stansfield cemas.

"Jangan pernah mempublikasikan tulisanmu ini. Hidupmu akan semakin terancam kalau tulisanmu ini sampai terbit dan dibaca musuh-musuhmu. Mereka pasti akan semakin gemas ingin membunuhmu." Robert mengingatkan.

Dengan santai, Giovanni menjawab,"Nggak usah khawatir, aku menulis ini hanya untuk diriku sendiri kok. Ternyata menulis itu menyenangkan."

"Cara berceritamu lumayan juga, walau ceritamu tentang aku harus diperbaiki. Aku kan nggak sejahat itu," sahut Robert.

Hm, percakapan yang bikin tersenyum ^_^

Kedua anak Giovanni sekolah di sekolah baru. Dan mereka harus beradaptasi lagi. Belle sering diganggu para cowok di sekolah, tapi dia mampu melawan dan membuat cowok-cowok pecundang itu kapok mengganggunya. Sedangkan Warren harus menghadapi bully dari teman-teman cowok di sekolah. Namun dengan kecerdikannya ia bisa membalas perlakuan anak-anak yang membully-nya.

Sang kakak dan sang adik di sekolah baru

Anak buah rival Giovanni terus mencari keluarga Manzoni. Mereka masih aman sampai akhirnya Warren tanpa sengaja melakukan kesalahan yang tidak disadarinya. Warren diminta gurunya menulis kalimat keren ala Amerika untuk dimuat di koran sekolah. Warren menuruti permintaan gurunya, ia tak sadar perbuatannya ini akan membawa malapetaka besar bagi keluarganya yang sedang bersembunyi dari musuh ayahnya. Ia mencantumkan namanya dan kelasnya di bawah kalimat yang ditulisnya itu. Takdir membawa satu eksemplar koran sekolah itu hingga ke Amerika. Sampai akhirnya koran itu dipakai untuk membungkus minuman kesukaan rival Giovanni dalam penjara.

Musuh Giovanni membaca kalimat yang dibuat Warren. Ia sangat mengenalinya karena itu adalah kalimat khas kesukaannya, ia pernah mengucapkannya saat berada dalam pesta mafia yang diadakan di rumah Giovanni. Ketika itu Warren yang masih kecil mendengarnya dan ia mengingat terus kalimat itu. Seketika musuh Giovanni itu tahu, yang menulisnya pasti anak Giovanni Manzoni. Ia segera mengutus banyak anak buahnya dengan persenjataan canggih ke Normandy, tepatnya ke rumah Giovanni.

Warren yang semula ingin kabur dari rumah karena telah melakukan kesalahan di sekolah, saat menunggu kereta, ia melihat gerombolan anak buah musuh Giovanni turun dari kereta. Ia terkejut, lalu menunduk. Untunglah gerombolan mafia itu tidak mengenalinya. Warren segera menelepon ke rumah untuk mengingatkan keluarganya ancaman bahaya ini. Tapi di rumahnya sedang tak ada orang. Giovanni ayahnya sedang menghadiri pemutaran film di komunitas pencinta film. Ibunya sedang pergi keluar mencari Belle, sedangkan Belle pergi untuk menemui lelaki yang disukainya.

Warren segera berlari pulang, berharap bisa sampai di rumahnya mendahului gerombolan mafia yang sudah siap menghabisi keluarganya itu. Tapi apa yang terjadi? Sesampainya ia di dekat rumahnya, gerombolan mafia itu sudah tiba lebih dulu dan siap meledakkan rumahnya. Padahal di dalam rumahnya ada ayahnya yang baru saja pulang.

Bersama-sama, keluarga ini bersatu melawan gerombolan mafia super sadis yang dilengkapi persenjataan canggih itu. Mampukah keluarga Manzoni selamat dari serbuan balas dendam musuhnya? Hm, biasanya sih, jagoan pasti menang ;)

Tapi pertarungannya cukup seru. Dan keluarga Manzoni belajar sekali lagi arti kebersamaan keluarga. Bahwa mereka harus lebih waspada dan saling menjaga.

Menonton film ini lumayan menambah pengetahuan, tentang kebiasaan penduduk Normandy. Seperti misalnya saat Maggie ke toko serba ada untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Ia mencari selai kacang tapi tidak ada di toko itu, saat ia bertanya pada penjaga toko, dijawab mereka tidak menjual selai kacang. Ternyata warga setempat tidak suka selai kacang dan tidak pernah membuat selai kacang.

Beberapa orang di toko itu memandang sinis ke arah Maggie sambil berbisik-bisik, meremehkan kesukaan orang Amerika dengan selai kacang.

"Pantas saja orang Amerika gemuk-gemuk. Makanan mereka nggak sehat," bisik seorang pengunjung toko pada pengunjung lain dan pemilik toko dalam bahasa Prancis.

Mendengar ucapan penghinaan itu, diam-diam Maggie merasa kesal. Sebagai istri mantan mafia, ia terbiasa bersikap keras. Maggie mengungkapkan rasa kesalnya dengan mengambil tabung gas, lalu meledakkannya hingga toko itu hancur berantakan.

Seram ya? Nggak juga sih, karena adegan ini digambarkan dengan cara agak komedi. Walau pun tidak digambarkan apa yang terjadi pada orang-orang yang membicarakan dan meledek Maggie tadi.

Gagap budaya keluarga Amerika di tempat baru yang sangat berbeda dengan budaya mereka. Secara keseluruhan ceritanya cukup menghibur. Walau berlatar belakang kisah mafia, tapi tidak digambarkan terlalu serius dan sadis. Labelnya sebagai film keluarga masih layak ditonton bersama keluarga.

Banyak adegan yang justru memancing tawa. Seperti biasa, aku selalu terhibur menonton akting Robert de Niro, Tommy Lee Jones dan Michelle Pfeiffer.

Selasa, 27 Mei 2014

Princess Wannabe, wish come to Buckingham Palace

Selain senang berkhayal menjadi detektif, masa kecilku dulu seperti umumnya gadis-gadis kecil, aku juga senang berkhayal menjadi putri raja.

Khayalanku ini dipengaruhi hobiku menonton film kartun tentang putri-putri kerajaan. Terutama produksi Walt Disney, seperti Cinderella, Snow White, Sleeping Beauty, Beauty and The Best, dan lain-lain.

Ini dia para putri Disney yang bikin aku berkhayal jadi putri saat kecil dulu
Sumber foto : www.fanpop.com

Dari keseluruhan gambaran berbagai putri itu, aku paling tertarik dengan pakaian mereka yang indah, membuat para putri itu terlihat cantik dan anggun, yang kemudian membuatku terobsesi ingin juga memiliki pakaian ala putri-putri itu. Gaun terusan dengan rok mekar agak menggembung, lengan yang juga menggembung, ditambah hiasan renda dan sedikit bling-bling. Senangnya dibelikan baju seperti itu oleh ibuku. Khayalanku langsung melambung, membayangkan diriku menjadi putri raja. Aku suka sekali melihat baju princess-ku mengembang roknya, terutama jika aku memutar-mutar tubuhku.

Iya, ini kebiasaan anehku saat SD yang boleh ditertawakan. Karena suatu hari, hobiku berputar-putar saat memakai gaun dengan rok lebar akhirnya membuatku celaka. Ketika itu di sebelah rumahku masih lahan kosong. Dinding rumahku bagian luar hanya dilapis plesteran kasar, pondasi batu kalinya naik sedikit kurang lebih dua puluh sentimeter. Di samping rumahku itulah aku bergaya di depan temanku bak putri raja. Aku berputar-putar senang sekali melihat rokku semakin menggembung.

Sampai akhirnyaa .... brukk! Dugg!

Aku terhuyung-huyung jatuh, kepalaku membentur pinggiran pondasi batu kali cukup keras. Seketika darah mengalir keluar dari luka di kepalaku akibat terkena sudut batu kali yang tajam. Aiiih, aku pun panik. Untungnya ... ya begitulah orang Indonesia, sudah celaka pun masih untung. Lukaku itu nggak terlalu dalam. Nggak perlu sampai dibawa ke rumah sakit. Hanya dengan lebay-nya aku mengira diriku gegar otak dan terancam amnesia >.<

Dan ... apakah kejadian itu membuatku berhenti berkhayal menjadi putri raja? Tentu tidak ^_^

Kisah kerajaan Inggris sudah terkenal sejak dulu, tak kalah populernya dibanding selebritas dunia. Beritanya sering kali muncul di televisi. Dan sejak kecil itu aku tahu, bahwa di belahan bumi sana, kisah bak di negeri dongeng benar-benar ada. Pangerannya tampan dan putrinya cantik. Dulu, masih ada Lady Diana, istri Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris yang cantik jelita. (Ya, ya, ya ... ketahuan deh aku angkatan berapa)

Putri Diana yang cantik jelita. Jelmaan nyata segala macam putri dalam dunia dongeng
Sumber foto : www.vemale.com

Lady Diana putri yang sangat terkenal di seluruh dunia. Rasanya tak ada yang tak tahu atau minimal pernah mendengar nama Lady Diana, yang juga dikenal dengan sebutan Lady Di. Karismanya tetap dikenang hingga kini walau pun beliau sudah tiada. Lady Diana bagai jelmaan putri dalam cerita-cerita dongeng yang pernah kubaca. Dua anak lelaki Putri Diana pun tak kalah terkenalnya. Pangeran William dan Pangeran Harry tumbuh menjadi lelaki idaman banyak wanita di dunia.

Bagi yang pernah bermimpi menjadi putri raja, mungkin pernah juga berkhayal bertemu Pangeran William dan ditaksir habis-habisan olehnya. Upss! Yaaa, itu juga salah satu khayalanku. Aku melihat di televisi, kemegahan Istana Buckingham lengkap dengan tamannya yang indah, interior yang mewah. Dilengkapi tentara kerajaan dengan pakaian khasnya yang sejak kecil gambarnya sering kulihat menghiasi tutup kaleng biskuit yang dibeli ibuku.

Kusaksikan juga di televisi bagaimana seluruh dunia berduka dengan kepergian Lady Diana. Prosesi pemakamannya disiarkan semua stasiun televisi di Indonesia. Aku mengikutinya sejak awal hingga akhir. Ikut sedih melihat dua pangeran mengiringi kepergian ibunda mereka. Rasanya pengin segera terbang ke Inggris dan memeluk mereka agar kesedihan mereka hilang ... ehem.

Waktu berlalu, tapi pesona kerajaan Inggris tak juga pudar. Semakin menjadi-jadi saat kemudian sang pangeran idaman hampir seluruh wanita di dunia itu akhirnya menikahi Kate Middleton. Well, bisa dibayangkan berapa banyak hati yang patah dan ngiri abiiiss menyaksikan keberuntungan Kate Middleton.

Jelmaan nyata dari dongeng kerajaan
Sumber foto : www.duniaku.net

Saat keduanya selesai mengucapkan janji sehidup semati di gereja, lalu diarak menuju istana mengendarai kereta kencana, wuaaaah, melihatnya bagai menyaksikan dongeng kerajaan yang menjadi nyata. Kemudian keluarga kerajaan berkumpul di balkon istana, menyapa rakyatnya yang sudah menunggu, berkerumun di halaman istana sampai ke jalan-jalan.

Melihat ini, beneran seperti dongeng jadi nyata. Mupeeeng >.<
Sumber foto : asalkamutahuaja.blogspot.com

Menakjubkan, menyaksikan di zaman modern dan serba canggih seperti sekarang ini masih banyak orang yang terpukau dengan keluarga kerajaan. Itu artinya, memang masih banyak orang yang menyukai kisah bak dongeng kerajaan. Menyaksikan keluarga kerajaan Inggris di televisi menjadi jeda sejenak bagi kita dari segala hiruk pikuk kenyataan hidup yang kompleks, sesaat membiarkan benak kita terlempar ke dunia imajinasi dongeng, berharap kehidupan mereka benar-benar seindah kisah-kisah dongeng putri dan pangeran. Mensugesti rasa percaya pada diri kita, bahwa di dunia yang semakin karut marut ini, kesempatan hidup bahagia masih ada.

Bahkan aku melihat di televisi, saat Ratu Elizabeth menerima kunjungan Presiden SBY, Presiden SBY diantar ke istana mengendarai kereta kencana. Wuuiiiih, benar-benar bagai di negeri dongeng. Bayangkan, di Inggris yang merupakan salah satu negara maju dan modern, apalagi sekarang ini banyak sekali mobil super canggih, tapi Ratu Inggris masih setia memakai kereta kencana yang ditarik kuda untuk membawa tamu negara ke istananya.

Kereta kencana yang dipakai untuk membawa Presiden SBY ke istana Ratu Elizabeth
Sumber foto : news.liputan6.com

Karena itulah aku harus ke Inggris. Untuk membuktikan pada diriku sendiri bahwa keindahan dunia kerajaan bukan hanya ada dalam dongeng. That's really happen in the real life.

Dan ... Mister Potato memungkinkan impian mengunjungi Istana Buckingham menjadi nyata. Yeay! Thanks a lot to Mister Potato. Berkunjung ke Istana Buckingham menjadi salah satu destinasi wisata ke Inggris gratis yang dijanjikan Mister Potato bagi yang beruntung. Oooh, semoga aku menjadi salah satu yang beruntung. Sangat berharap aku bisa melihat istana kerajaan yang megah sungguhan, bukan hanya istana anak-anak di TMII. Menyaksikan kemewahan interiornya, sekaligus menyaksikan upacara pergantian pasukan penjaga istana yang terkenal itu.

Upacara pergantian pasukan penjaga Istana Buckingham yang menarik wisatawan
Sumber foto : www.travelgeeze.com


Aku juga ingin berfoto bersama tentara penjaga istana dengan pakaian khasnya, topi tinggi hitam berbulu dan seragam merahnya. Nggak mau kalah dengan Mr. Bean yang juga berfoto berdua dengan seorang tentara penjaga istana kerajaan Inggris.

Mr. Bean aja bisa foto bareng penjaga istana ratu Inggris, masa aku nggak ^_^
Sumber foto : www.mr-bean.org

Aku berharap mendapat kesempatan minimal sekali seumur hidup melihat bukti nyata kerajaan yang benar-benar eksis di dunia dengan segala kemegahannya yang selama ini hanya bisa kutonton di film-film dongeng.

Semoga aku bisa benar-benar terbang menuju Inggris. Nggak mungkin lagi sama Pangeran William, masih ada  Pangeran Harry, kan? Siapa tau pangeran yang konon masih single itu kelilipan saat melihatku dan mendadak naksir aku, hehehe.

Pangeran Harry sudah dadah dadah niih. Wait for me yaa ...
Sumber foto : petrotimes.vn


Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, kan?

Karena itu, aku mejeng manis bareng Mister Potato waavy rasa hickory BBQ.  Twitterku @rumieko juga sudah follow @MisterPotato_ID, dan facebook-ku https://www.facebook.com/arumi.ekowati juga sudah like fanpage Mister Potato Indonesia

Prince Harry, wait for me. I will fly across the sky to meet you. Don't go anywhere. I'll come to England. Aamiin.






Minggu, 25 Mei 2014

Film Prancis : Mayrig and 588 Rue Paradis

Mayrig dan 588 Rue Paradis


Sumber foto : www.dpstream.net

Sumber foto : www.t411.me

Film Prancis yang mengharukan. Diawali dengan Mayrig kemudian dilanjutkan dengan 588 Rue Paradis.
Dari film ini, penonton mendapat sedikit pengetahuan tentang budaya Armenia.

Film ini diproduksi tahun1992. Merupakan film semi-autobiographical yang ditulis dan disutradarai oleh seorang Prancis-Armenian bernama Henri Verneuil

Berkisah tentang keluarga Armenia sederhana yang mencoba bertahan hidup di Prancis. Mereka adalah keluarga Armenia yang melarikan diri dari genosida Turki di Armenia. Suami istri Zakarian memiliki seorang anak lelaki bernama Azad Zakarian. Anak mereka disekolahkan di sekolah khusus laki-laki yang terbaik. Tak peduli biayanya mahal, mereka ingin Azad kelak menjadi orang sukses.

Dalam Mayrig, cerita lebih fokus pada keluarga Zakarian yang sederhana. Bagaimana ayah, ibu, bibi dan nenek Azad Zakarian sangat mencintai anak itu. Walau berlimpah kasih sayang dari keluarganya yang sederhana, tapi Azad tidak tumbuh menjadi anak manja.

Azad Zakarian, sejak kecil terbiasa tegar
Sumber foto : www.dvdcritique.com

Sebagai anak yang berbeda sendiri di antara teman-teman sekelas, Azad harus tegar menghadapi bully dari teman-teman Prancisnya yang menganggapnya asing. Namanya dianggap aneh karena bukan nama Prancis. Ia juga dianggap berbeda hanya karena ia pergi ke gereja yang berbeda. Saat teman-temannya bermain bola, Azad hanya bisa menonton karena ia tidak diperbolehkan ikut.

Syukurlah ia punya ayah, ibu, bibi dan nenek yang sangat menyayanginya. Sebaliknya, Azad juga sangat mencintai keluarganya. Sehingga ia tidak berterusterang menceritakan perlakuan teman-teman sekolahnya yang mengucilkannya. Azad selalu berbohong dengan mengatakan teman-temannya baik. Ia hanya tak ingin mengecewakan ayah dan ibunya.

Keluarga Zakarian. Ayah, ibu, Azad, oma dan bibi
Kasih sayang keluarga yang membuat Azad tetap bertahan, hingga akhirnya berhasil kuliah di kampus bergengsi dan lulus dengan nilai baik.

Keluarganya menyambut gembira kelulusan Azad. Mereka menyambut Azad pulang dengan berbagai makanan khas Armenia yang banyak dan beraneka ragam. Walau keluarga mereka hanya keluarga sederhana, tapi demi merayakan keberhasilan Azad, ayah dan ibunya rela berkorban. Bahkan ayah dan ibu Azad menjual cincin kawin mereka dan menggantinya dengan cincin baru sebagai hadiah kelulusan Azad.

Sayangnya kebahagiaan Azad tidak ikut dirasakan neneknya yang wafat saat Azad masih di sekolah menengah.

Dalam 588 Rue Paradis, kisah keluarga Zakarian terus berlanjut. Azad sudah dewasa, dia menjadi sutradara drama sukses di Paris. Menikah dengan seorang wanita Prancis dan memiliki satu anak lelaki dan satu anak perempuan. Istrinya ini membentuk image Azad menjadi orang Prancis tulen dengan mengganti nama Azad menjadi Pierre Zakar.

Suatu hari datang seorang lelaki yang ternyata teman masa sekolah dasar Pierre alias Azad. Lelaki itu datang untuk meminta agar anaknya yang bercita-cita menjadi aktor bisa ikut serta berakting dalam drama yang disutradarai Pierre. Pierre ingat, lelaki itu dulu saat mereka masih kecil, pernah meremehkannya dan menjadikannya bahan ejekan bersama teman-temannya yang lain.

Lelaki itu tinggal di komplek perumahan elit di Rue Paradis nomor 412. Rue Paradis yang bernomor lebih dari 400 adalah perumahan mewah milik orang-orang kaya, sedangkan yang bernomor di bawah 400, adalah komplek perumahan sederhana, salah satunya rumah keluarga Zakarian.

Azad heran saat suatu hari, ibu temannya yang kaya itu, mengundangnya ke pesta minum teh. Padahal Azad tidak kenal dekat dengan temannya itu. Tapi keluarga Zakarian sangat bangga melihat Azad diundang keluarga terpandang. Mereka menyambut sukacita. Bahkan menyiapkan kue khas Armenia yang nanti akan dibawa Azad untuk diberikan kepada ibu temannya itu. Satu keluarga membuat kue istimewa itu. Kue itu harus didiamkan selama 3 hari agar rasanya meresap. Ketika tiba saatnya Azad datang ke undangan pesta minum teh itu, ibunya mengantar Azad ke rumah temannya itu.

Azad memberikan kue dari keluarganya kepada pelayan keluarga temannya yang menyambutmnya di depan pintu. Kemudian Azad diantar ke ruang tengah. Teman-temannya sudah berkumpul di sana. Satu pun tak ada yang dekat dengan Azad. Mereka kembali mengejek Azad beramai-ramai.

Sampai kemudian saat makan tiba, mereka semua duduk mengelilingi meja makan. Azad dipesankan keluarganya, adat Armenia mengharuskannya menolak sebanyak 3 kali saat ditawari makanan. Tapi bagi orang Prancis, sikapnya itu dianggap artinya ia tak suka makanan yang disuguhkan. Sehingga sekali saja Azad menolak, ia tak ditawari lagi. Teman-temannya meledeknya lagi. Dalam hati Azad yakin, teman-temannya pasti nanti akan memujinya saat kue yang dibawanya dihidangkan. Karena itu adalah kue Armenia paling enak yang dibuat keluarganya penuh cinta. Tapi hingga acara makan berakhir, kue itu belum dihidangkan juga.

Azad yang penasaran diam-diam ke dapur ingin tahu apa yang terjadi dengan nasib kue yang dibawanya. Ternyata ia melihat kue yang dibuat dengan susah payah oleh keluarganya itu sedang dimakan para pelayan. Rupanya ibu temannya enggan memakan kue itu, menganggap remeh makanan Armenia, yakin sekali rasanya tidak enak.

Karena kecewa, Azad segera pamit pulang. Di depan pintu rumah mewah itu, ibunya sudah menunggu, menanyakan apakah teman-teman Azad menyukai kue buatan keluarga Azad? Lagi-lagi Azad berbohong, ia menjawab, teman-temannya suka sekali kue itu, dan menghabiskannya sampai menjilati jari-jari mereka. Azad senang melihat ibunya tersenyum bahagia.

Semua kenangan masa kecil itu tak bisa dilupakan Azad. Sekarang, setelah ia sukses, teman yang dulu mengejeknya itu memohon padanya untuk menerima anaknya yang ingin jadi aktor. Azad penasaran, ia bertanya pada temannya itu, kenapa saat mereka sekolah dasar dulu, temannya itu mengundang Azad ke rumahnya kalau akhirnya hanya untuk diejek. Temannya itu bahkan tidak ingat pernah mengundang Azad.

Azad hanya tersnyum, ia mencari alasan agar tak perlu menerima anak temannya itu.

Selain itu, Azad juga harus menghadapi istrinya sendiri yang juga selalu menghina ayah ibunya dianggap kampungan, karena hanya orang Armenia bukan orang Prancis asli yang dianggapnya lebih terhormat.

Lama kelamaan, Azad kesal pada istrinya yang selalu menghina keluarganya. Apalagi saat istrinya menuduh ibunya telah mempengaruhi anak mereka setelah anak lelaki mereka mengganti nama menjadi Zakarian dan anak perempuan mereka belajar bahasa Armenia. Istrinya yang sudah susah payah membentuk anak-anaknya menjadi orang Prancis asli marah sekali menghadapi sikap anak-anaknya ini dan menyalahkan ibunda Azad.

Sikap istrinya ini membuat Azad semakin kecewa. Setelah ayahnya meninggal, Azad lebih memilih menemani ibunya di rumah  mereka yang sederhana dulu. Ia memilih berpisah dengan istrinya setelah istrinya memberinya pilihan, memilih istrinya atau ibunya. Dengan yakin Azad memilih ibunya.

Ending ceritanya mengharukan saat akhirnya Azad bisa membelikan ibunya sebuah rumah ala Armenia di 588 Rue Paradis. Jalan ini hanya selisih beberapa blok dari rumah sederhana mereka dulu. Bedanya, Rue Paradis nomor 588 ini adalah perumahan mewah. Rumah yang dibelikan Azad untuk ibunya itu berhalaman sangat luas. Penuh bunga mawar merah jambu kesukaan ibunya, dilengkapi sebuah kolam dengan air mancur. Persis seperti rumah idaman ibunya.

Saat ibunya bertanya pada Azad,"Ini rumah siapa, Nak?"

Azad menjawab,"Ini rumah ibu. Di saat liburan, aku dan kedua anakku minta izin ibu, untuk tinggal di rumah ini. Bolehkah?"

Ibunya terharu mendengar jawaban Azad.

Hadiah mewah ini sebagai ungkapan kasih sayang Azad untuk ibunya. Dan rasa terima kasihnya atas kasih sayang ibunya yang tak berbatas. Ibunya menerima hadiah dari Azad ini dengan penuh haru. Teringat ayah Azad yang telah lebih dulu tiada.

Walau film ini berjalan sederhana, tapi aku menikmati setiap adegannya. Kasih sayang di antara keluarga Zakarian yang sederhana membuatku terharu. Terutama kasih sayang Azad pada ibunya membuatku tergerak ingin lebih menunjukkan rasa cintaku kepada bapak dan ibuku.

Film yang menyentuh perasaan banget ...

Azad setelah dewasa, membahagiakan ibunya yang sangat dicintainya
Yang aku suka dari film berbahasa Prancis, karena bahasa Prancis enak didengarkan. Walau aku sendiri tidak bisa berbahasa Prancis. Aku menonton film ini di MGM. Jadi ada teks terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Hm, ngomong-ngomong soal Prancis, aku juga menulis sebuah novel dengan setting Prancis dan Monte Carlo lho. Ada sedikit cuplikan bahasa Prancisnya juga. Yang gampang saja, seperti, bonjour, mademoiselle, monsieur, dll.

Yang suka baca novel romantis, koleksi yuuuk novel terbaruku ini. #MonteCarlo akan terbit akhir Juni 2014 ^_^


Ini juga novel baruku yang recommended lho. #HatikuMemilihmu


 Dan ada juga teenlit seru yang akan terbit 9 Juni 2014 #CintaValenia


Jumat, 23 Mei 2014

Once Upon A Dream, Come to England

Kenapa aku harus ke Inggris?

London, Liverpool, The Beatles, Eleanor Rigby, sebuah toko antik di salah satu sudut kota London ... semua itu berbaur menjadi satu dalam kisah rekaanku. Aku yang belum pernah menjejakkan kaki di Inggris, berani sekali menulis sebuah naskah novel dengan setting London dan Liverpool. Dari mana aku bisa tahu dan bagaimana aku bisa menggambarkan dengan tepat seperti apa suasana di sana? Aku kan belum pernah ke sana.

Aku mendapat informasi semua hal tentang Inggris melalui internet. Selain mendapat informasi juga dari sepupuku yang tinggal di Belanda dan tahun lalu jalan-jalan ke London.

Jadilah aku minta dia untuk menceritakan suasana London seperti apa. Walau pun aku belum pernah ke sana, tapi dari cerita sepupuku, aku bisa membayangkan seperti apa suasana London. Apalagi dia juga mengirimkan foto-fotonya saat di sana. Ah, bikin makin pengin ke sana aja deh ^_^

Salah satu sudut Kota London. Foto oleh-oleh sepupuku.

Uggh, kalau mendengar cerita sepupuku, rasanya mengaduk-aduk perasaan. Iri bercampur harap, suatu saat aku juga bisa ke sana. Sayangnya aku belum punya kesempatan untuk keliling dunia seperti dia. Yaah, aku tidak seberuntung sepupuku yang bekerja dan tinggal di Eropa. Aku di sini entah harus menabung berapa tahun kalau ingin jalan-jalan ke London.

Sepupuku bilang, dari Amsterdam, London bisa dicapai dengan naik kereta api melalui terowongan bawah laut. Wuiiih, canggih banget, kan? Sampai sekarang aku nggak mengerti bagaimana cara membuat terowongan bawah laut. Hm, tentunya konstruksinya harus kuat sekali, nggak kebayang kalau ada kebocoran, air laut bisa masuk semua ke dalam terowongan itu. Nyatanya, teknologi yang dicapai manusia memang canggih. Terowongan bawah laut yang menghubungkan London dengan beberapa negara di sekitarnya itu baik-baik saja hingga kini.

Aku juga membuat adegan di London Bridge dalam draft naskah novelku itu. Dengan melihat foto yang dikirimkan sepupuku, aku bisa tahu seperti apa jembatan London itu dan bagaimana suasana di sekelilingnya. Ya, ya, ya, melihat fotonya membuatku semakin ingin berkunjung ke sana ...

Sepupuku saat mejeng berlatar belakang London Bridge
Bikin mupeeeeng >.<

Oya, ada juga adegan di London Eye dalam draft naskah novelku itu. Sayangnya sepupuku enggan naik London Eye, padahal aku ingin tahu gambaran detail wahana yang satu itu dan bagaimana rasanya berada di dalamnya kemudian perlahan-lahan kapsul yang ditumpangi pengunjung naik hingga posisi tertinggi. Dari ketinggian itu, pengunjung wahana dapat menyaksikan pemandangan ke seluruhan Kota London. Sepupuku hanya memberiku oleh-oleh foto pintu masuk London Eye.

Foto entrance London Eye oleh-oleh sepupuku
Aiiihhhh, harus bisa ke sanaaa ^_^

Dari cerita sepupuku juga aku tahu, di London, masih dipertahankan ikon-ikon kotanya, beberapa di antaranya Red double-decker bus, dan Red Phone booth. Semua masih terawat baik hingga kini. Dan menjadi ciri khas Kota London yang abadi.

Dua ikon Kota London yang nggak ada matinya
Sumber foto : tripwow.tripadvisor.com

Semua kujadikan masukan sebagai referensi membangun setting cerita dalam kisah imajinasiku ini. Tapi walau pun sudah diceritakan dan dikirimi berbagai foto suasana London, andai mendapat kesempatan untuk bisa melihat langsung suasana London, tentunya lebih baik, bukan?

Dan mataku berbinar-binar saat membaca pengumuman Mister Potato yang di-share di twitter tentang ke Inggris gratis bareng Mister Potato. Wuaaah, ini benar-benar berita gembira! Mimpiku untuk bisa survei lokasi London dan Liverpool mendapat kesempatan untuk terlaksana. 

Yup! Aku langsung semangat ikut serta. Berharap semoga bisa terpilih untuk berangkat ke Inggris bersama Mister Potato. Segera aku membeli Mister Potato berbagai rasa dan foto selfie bersama Mister Potato. Ini dia hasil fotonya! Aaah, semoga mimpiku berkunjung ke London dan Liverpool benar-benar terwujud. Aamiin.

Twitterku @rumieko juga sudah follow @MisterPotato_ID, dan facebook-ku https://www.facebook.com/arumi.ekowati juga sudah like fanpage Mister Potato Indonesia

England, wait for me!! I'm coming!! ^_^










Rabu, 21 Mei 2014

I AM "SHER" LOCKED, falling in Love with England

Kenapa aku harus ke Inggris?

INGGRIS. Sejak kecil aku sudah dikenalkan suasana Inggris dari novel yang pertama kali kubaca. Berjudul "Karang Setan". Salah satu serial Lima Sekawan karya pengarang Inggris terkenal, Enid Blyton.

Ibuku menghadiahiku novel ini saat aku naik ke kelas lima SD. Waah, senangnya bukan main. Sejak SD, aku memang sudah hobi berkhayal. Khayalanku itu sering kutuliskan di buku tulis yang kubeli khusus. Tiap kali aku mengerjakan PR, di samping buku pelajaran, buku khususku itu selalu ada, supaya saat tiba-tiba aku mengkhayalkan sesuatu, aku bisa langsung menuliskannya di situ.

Terbayang saat akhirnya ibuku menghadiahi aku sebuah novel. Itu adalah novel pertama yang kubaca, karena sebelumnya aku hanya membaca majalah anak Bobo dan komik Donal Bebek. Setelah selesai membacanya, imajinasiku semakin berlipat-lipat. Apalagi setelah ibuku menghadiahkan serial Lima Sekawan lainnya. Waah, aku langsung membayangkan menjadi detektif anak-anak juga seperti Georgina Kirrin, Julian, Dick dan Anna.

Ini dia tulisanku saat kelas 5 SD dulu yang terinspirasi Lima Sekawan.
Aku beri nama serial "Tiga Serangkai"
Dilengkapi ilustrasi karyaku sendiri loh ^_^

"Karang Setan" sangat melekat dalam benakku. Petualangan Lima Sekawan di Mercusuar itu membuatku terobsesi ingin berkunjung ke Mercusuar juga. Obsesi yang sampai detik ini belum kesampaian. Aku pun terinspirasi membuat cerita seperti Lima Sekawan juga. Tapi karena dulu aku belum bisa mengetik, aku menulisnya di sebuah buku tulis hingga penuh. Aku lengkapi dengan ilustrasi karyaku sendiri. Seolah-seolah benar-benar seperti novel. Aku buat karakternya berdasarkan karakterku sendiri dan karakter dua sahabatku. Kuberi nama serial ini "Tiga Serangkai". Sampai aku kelas 6 SD, aku berhasil membuat 3 judul seri "Tiga Serangkai" loh. Dan aku bisa melakukannya karena aku membaca novel Lima Sekawan karya Enid Blyton itu.

Kenangan kisah dalam buku itu terus melekat dalam benakku. Memupuk kesukaanku pada suasana Inggris yang tergambar dalam novel itu. Khayalanku tentang Inggris semakin menjadi saat di SMP aku mulai membaca novel-novel detektif karya Agatha Christie. Sampai masa SMA, kuliah dan akhirnya bekerja, favoritku tetap Hercule Poirot.

Inggris memikatku dari tiga sisi. Novel-novel karya penulis-penulisnya, film-filmnya dan musiknya, terutama The Beatles. Kesukaanku pada The Beatles dimulai masa kuliah. Saat teman lain mendengarkan musik terbaru di masa itu, aku nggak bisa move on dari The Beatles. Favoritku tentu John Lennon. Walau John Lennon saat itu sudah tiada dan personil lain sudah tua, aku tetap suka The Beatles.

Aku juga mendengarkan musik dari penyanyi dan band lain tentunya, tapi kesukaanku pada yang lain nggak ada yang seabadi kesukaanku pada The Beatles. Karena itulah, mengunjungi kampung halaman The Beatles adalah salah satu cita-citaku dari sekian banyak cita-cita.

Di bidang cerita fiksi asal Inggris, tokoh favoritku tetap Hercule Poirot. Sampai kemudian muncul Harry Potter dan aku juga tergila-gila pada penyihir keren yang satu itu. Aku terkagum-kagum pada J.K Rowling yang bisa menuliskan kisah Harry Potter sedemikian serunya. Hebat banget!

Sementara di bidang film, aku suka dengan film Inggris bersetting Inggris tahun 1800-an. Salah satu yang memikat minatku adalah Pride and Prejudice. Aih, membuatku semakin ingin datang ke sana. Berkunjung ke London dan mampir ke pedesaan Inggris juga.

Sampai kemudian aku terpikat pada salah satu tokoh terkenal Inggris, Sherlock Holmes. Yup! Aku sudah lama tahu tentang Sherlock Holmes. Bahkan ketika aku masih menganggap Hercule Poirot adalah detektif favoritku, aku sudah pernah membaca kisah Sherlock Holmes. Tapi saat itu aku masih belum terlalu terkesan, walau aku tahu, Sherlock Holmes tokoh yang cerdik dan cerdas.

Sampai kemudian aku menonton serial terbaru Sherlock Holmes yang dipindahkan ke setting waktu modern. Wow! Mataku seperti baru terbuka. Benedict Cumberbatch benar-benar melebur ke dalam karakter Sherlock Holmes, membuatku baru menyadari detektif ini keren juga yaaa. Karakternya bikin gemas, pintar tapi ngeselin, genius tapi sociopath gitu. Sering menguji kesabaran John Watson ^_^

I AM 'SHER' LOCKED

Sumber foto : www.fanpop.com

Aku akui, Inggris memang menakjubkan. Banyak sekali hal hebat yang lahir dari Inggris. Oh, jangan lupa, Charlie Chaplin seorang pelawak, aktor dan penulis lagu "Smile" yang genius itu juga berasal dari Inggris. Dan Mr. Bean, sumpah, selalu membuatku tertawa puas tiap kali menonton tingkahnya di film serinya.

Apalagi hal hebat yang berasal dari Inggris? Terlalu banyak, nggak mungkin disebutkan semuanya.
Aku juga senang membaca dan menonton berita tentang keluarga Kerajaan Inggris. Satu-satunya negara kerajaan yang mampu mengalihkan pandangan mata masyarakat dunia ke Inggris saat negara itu menyelenggarakan pernikahan sang pewaris tahta yang megah bak di negeri dongeng.

Aku nggak beranjak dari depan tv selama detik-detik pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton disiarkan. Saat keduanya naik kereta kencana dari gereja menuju istana setelah resmi menjadi suami istri. Kemudian sesampai di istana mereka muncul di balkon menyapa rakyat yang sudah berkumpul menunggu di bawah mereka. Beneran deh, persis banget kisah dongeng putri dan pangeran. Betapa hebatnya Inggris. Pernikahan pangeran pewaris tahta kebanggan mereka disiarkan secara live oleh hampir semua stasiun televisi di Indonesia. Wow!!

Jadi, wajarlah kalau aku pengiiiiiin banget ke Inggris. Banyak hal menarik dan hebat yang perlu dikunjungi. Apalagi 7 destinasi wisata yang ditawarkan Mr. Potato itu kesukaanku semua.

Harus banget nih ke sini.
Benedict, wait for me ^_^
Sumber foto : www.lorcan.biz

Bisa ke Inggris, apalagi kalau gratis, tentunya akan menjadi impian sejak kecil yang mewujud nyata. Dan satu lagi, selain itu, kalau aku benar-benar bisa ke sana, aku bisa sekalian survei lokasi untuk novelku yang sekarang ini sedang dalam tahap pemeriksaan oleh editorku. Novel bersetting London dan Liverpool yang terinspirasi lagu "Eleanor Rigby" The Beatles. Aku akan bilang pada editorku, siap-siap mungkin nanti ada bagian yang aku ubah setelah aku melihat Inggris langsung dengan mata kepalaku sendiri. Aku bisa membayangkan betapa kerennya jika di novelku itu ditambahkan fotoku saat berada di sana. Dan foto profilku yang tersemat di sana adalah fotoku bergaya di Abbey Road. Wuaaaah, indah banget yaaaa mimpiku ini ...

Twitterku @rumieko sudah follow @MisterPotato_ID, lho. Dan facebook-ku https://www.facebook.com/arumi.ekowati juga sudah like fanpage Mister Potato Indonesia

Ssstt, ini bukan mimpi sembarangan. Ini adalah mimpi yang punya peluang untuk terwujud. Karena itu aku langsung bergaya selfie bareng Mr. Potato. Semoga aku terpilih ikut ke Inggris gratis. Aamiin ... Doakan ya teman-teman ... ^_^







Senin, 19 Mei 2014

Saving Mr. Banks : Proses novel Mary Poppins diadaptasi menjadi film

Sumber foto : www.forum.indowebster.com


SAVING MR. BANKS

Hm ... aku menonton film ini tanpa membaca lebih dulu resensi filmnya. Aku belum tahu ini bercerita tentang apa. Aku tertarik menontonnya hanya karena aku tahu pemeran utamanya adalah Tom Hanks, aktor favoritku yang aktingnya tak perlu diragukan lagi. Selalu asyik untuk dilihat.

Setelah aku menontonnya pada awal film, dan tahu ini berkisah tentang seorang penulis, waaah, aku semakin antusias menontonnya. Sebagai seorang yang juga hobi menulis, aku selalu tertarik menonton kisah-kisah yang tokohnya penulis cerita fiksi.

Nama penulis di film ini adalah P.L. Travers. Hm, aku masih belum kenal penulis ini, belum tahu juga apa buku karyanya. Sampai kemudian diceritakan ia adalah penulis novel anak berkewarganegaraan Inggris dan Australia. Buku karyanya yang terkenal adalah "Mary Poppins". Ada delapan seri, berkisah tentang pengasuh anak yang disenangi anak-anak karena memiliki benda-benda ajaib. Ciri-ciri penampilannya membawa payung hitam besar dan sebuah tas besar. Dari dalam tasnya itulah barang-barang ajaibnya muncul. Mary Poppins datang dari langit dengan cara terbang bersama payung hitamnya itu.

Aku pernah mendengar nama Mary Poppins, tapi belum tahu pasti buku itu bercerita apa. Di film ini, aku baru tahu ternyata buku itu sukses di zamannya, sampai menarik minat Walt Disney untuk mengadaptasi ceritanya ke layar lebar. Butuh waktu 20 tahun lamanya bagi Walt Disney menunggu persetujuan Travers, sampai akhirnya Travers bersedia menerima tawaran Walt Disney membeli hak cerita Mary Poppins untuk diangkat menjadi film.

Beberapa buku Mary Poppins
Sumber foto : www.bookriot.com

Waah, aku jadi makin tertarik menontonnya. Karena aku pun sekarang mengalami hal yang sama. Salah satu novelku dipinang sebuah PH untuk diadaptasi menjadi film layar lebar. Alhamdulillah.

Ternyata ini adalah film yang menarik. Aku selalu suka film dengan kisah-kisah seperti ini. P.L Travers, diperankan oleh Emma Thompson, digambarkan sebagai karakter yang kaku, sukar bersosialisasi, keras dan idealis banget. Semula ia tak pernah setuju novelnya ini diangkat menjadi film. Namun karena kebutuhan keuangan yang mendesak, akhirnya ia menerima tawaran Walt Disney dengan berbagai syarat yang cukup memberatkan. Ia ingin filmnya persis seperti yang ia tulis di buku. Syarat yang diajukannya merepotkan semua orang, termasuk penulis skenario dan Walt Disney.

Aku salut dengan kesabaran Walt Disney yang diperankan Tom Hanks. Ia menuruti semua keinginan P.L. Travers. Ia memberi alasan, mengangkat Mary Poppins menjadi film adalah janjinya kepada anak-anaknya yang harus ia tepati.

Travers menetapkan aturan, ia tak mau ceritanya menjadi film kartun, harus film asli manusia. Ia juga tak mau filmnya menjadi film musikal. Padahal semua itu adalah ciri khas film Disney, biasanya selalu disertai musik yang menyenangkan.

Tapi Travers akhirnya setuju filmnya disertai lagu-lagu setelah ia mendengarkan lagu untuk film itu memang enak didengar. Kemudian Travers membuat Disney bingung saat ia mengajukan syarat tak mau di filmnya nanti ada warna merah. Dengan sabar Disney memberi pengertian. Karena setting film di London, tak mungkin tak ada warna merah. Karena ada bus double decker dan box telepon yang berwarna merah. Juga seragam tentara penjaga istana. Bahkan bendera Inggris pun ada warna merahnya.

Travers terus menguji kesabaran tim penulis skenario yang terdiri dari tiga orang, saat ia dengan teganya membuang skenario yang sudah diketik berlembar-lembar separuh cerita.

Hm, waahh. Travers ini memang keras kepala ya. Termasuk saat akhirnya ia tahu, ada adegan pemeran utama bernyanyi dan menari dengan pinguin.

"Bagaimana cara kalian mendapatkan pinguin yang bisa menari? Kan susah mengajarkan menari pada pinguin," tanya Travers pada tim penulis skenario.

"Itu mudah diatur. Kami menempatkan pinguin-pinguin kartun untuk menari dan menyanyi bersama Dick Van Dyke yang berperan sebagai Mr. Banks," jawab salah satu penulis skenario.

Travers terkejut mendengar itu. Ia kecewa dan marah karena Disney tidak menepati janjinya. Baginya tak ada toleransi, ia tak mau ada kartun di dalam filmnya. Ia pun membatalkan kesepakatannya untuk memberi hak ceritanya dijadikan film oleh Disney. Travers segera kembali ke London.

Disney tak mau menyerah begitu saja. Ia menyusul Travers. Dan sekali lagi mencoba memberi pengertian. Ia bercerita bagaimana hidupnya dulu sangat susah ketika kecil, tapi sekarang ia menjadi sukses bermula dari imajinasinya tentang seekeor tikus. Ia paham mengapa Travers tak mau menyerahkan karakter ciptaannya Mary Poppins begitu saja. Sama seperti Disney yang juga mencintai karakter rekaannya Mickey Mouse. Tapi karena ingin anak-anak di seluruh dunia gembira terhibur Mickey Mouse, ia bertekad akan selalu membuat film menarik dan menyenangkan yang happy ending. Karena kenyataan hdup sudah terlalu berat, lebih baik dikenang dengan cara yang menggembirakan.

Walt Disney bayangannya Mickey Mouse, P.L. Travers bayangannya Mary Poppins
Sumber foto : Amazon.com

Akhirnya Travers luluh, dan setuju Mary Poppins difilmkan. Diperankan oleh Dick Van Dyke dan Julie Andrews.

Film itu sukses. Meraih 5 oscar di tahun 1964 untuk  Best Actress, Best Film Editing, Original Music Score, Best Visual Effects, and Best Original Song for "Chim Chim Cher-ee" (sumber wikipedia)

Julie Andrews pemeran Mary Poppins, Walt Disney asli dan P.L Travers asli
Saat premiere film Mary Poppins tahun 1964
Sumber foto : www.smh.com.au



Oya, di beberapa bagian, ada adegan kilas balik saat P.L Travers masih kecil juga, ia dan keluarganya tinggal di Australia. Ayahnya diperankan oleh Collin Farrel.

Kilas balik P.L Travers saat masih anak-anak. Dia anak paling besar.
Sumber foto : http://screenrant.com/colin-farrell-interview-saving-mr-banks/


Ah, aku memang selalu suka dengan film-film Walt Disney. Selalu memberi energi positif tiap kali selesai menontonnya. Hidup memang harus dijalani dengan optimis dan bahagia. Jangan kalah dengan kepahitan hidup.

Semakin bersyukur aku mendapat kesempatan dan rezeki novelku "Tahajud Cinta di Kota New York" juga diangkat menjadi film. Semoga lancar prosesnya. Aamiin. Mohon doanya teman-teman ^_^


dan novelku yang terbaru ini juga semoga sukses ... "Hatiku Memilihmu". Yuk, yang berminat koleksi. Sudah tersedia di toko buku Gramedia ^_^


Rabu, 14 Mei 2014

Beatlemania Goes to England

Kenapa aku harus pergi ke Inggris?

Jawabanku salah satunya, karena aku Beatlemania ^_^. Yup, sebagai Beatlemania, berkunjung ke kampung halaman The Beatles adalah mimpi yang kuharap suatu hari nanti bisa terwujud.

Apa lagu The Beatles favoritku?

Bila pertanyaan itu diajukan kepadaku, aku akan menjawab : Semuanya!
Ya, aku suka semua lagu The Beatles sejak kuliah dulu. Nggak bosan-bosan mendengar lagu mereka sampai sekarang. Buatku, lagu mereka sesuatu banget, memberi nuansa kebahagiaan dan aura optimis, di lagu bertempo lambat sekali pun.

Coba dengar lagu Let it be ... dan All you need is love. Michelle Mabelle yang ... aah. Belum lagi lagu If I fell yang bikin meleleh ... Musik-musik The Beatles bagai menyihirku, seolah membawaku ke masa bertahun-tahun lalu, dan mampu menghilangkan rasa penat dan galau. Walau ini musik zaman dulu, tapi aku tetap sukaaa ...

Dari yang aku baca, di Liverpool nuansa The Beatles memang sangat terasa. Bahkan katanya bandara di kota itu diberi nama Liverpool John Lennon Airport sebagai penghormatan kepada John Lennon. Hebat kan? Nama pemusik bisa terpilih diabadikan sebagai nama bandara. Betapa fenomenalnya John Lennon.

Sumber foto : http://www.travelandstuff.co.uk/

Selain Liverpool, tentu saja aku juga ingin sekali mengunjungi London. Oh ya, ke London sih sudah pasti dong. Aku pengin melihat langsung ikon kota London yang masih dipertahankan sampai sekarang, di antaranya bus double-decker dan box telepon dengan warnanya yang khas, merah. Menyusuri tepian Sungai Thames, berfoto di Abbey Road persis seperti yang tergambar di kaver album The Beatles, Abbey Road. Ini penting banget, bakal menjadi koleksi fotoku paling ikonik deh.

Sumber foto : http://en.wikipedia.org/wiki/Abbey_Road

Kesukaanku pada The Beatles juga yang kemudian menginspirasiku membuat cerita berlatar tempat London dan Liverpool, terinspirasi lagu The Beatles yang berjudul "Eleanor Rigby".

Ah, Inggris memang luar biasa. Banyak hal yang aku sukai tentang Inggris. Bahkan sejak SD aku sudah kepincut kisah Lima Sekawan hasil imajinasi penulis terkenal Inggris, Enid Blyton. Yang paling melekat dalam ingatanku adalah adegan piknik membawa bekal roti isi dan minumannya limun jahe. Membaca Lima Sekawan yang bertualang di Mercusuar sempat membuatku terobsesi ingin berkunjung ke Mercusuar juga saat masih duduk di bangku sekolah dasar.

Kemudian khayalanku akan Inggris semakin menjadi sejak kecanduan membaca kisah misteri racikan Agatha Christie. Aku ngefans juga pada Hercule Poirot, walau dia digambarkan sebagai lelaki Belgia. Tapi sel abu-abunya itu loh, bikin aku kagum dan takjub.

Dengan cara yang berbeda aku juga tergila-gila pada detektif rekaan Sir Arthur Conan Doyle, Sherlock Holmes. Belum lagi sosok Inggris keren lainnya, James Bond. Aku juga penikmat karya-karya Charles Dickens, Jane Austen. Dan terakhir tentu saja Harry Potter. Ah, banyaknya cerita asal Inggris yang kusukai. Membaca kisah-kisah dalam cerita mereka, membuat gambaran suasana Inggris melekat kuat dalam benakku dan berharap suatu hari nanti aku bisa benar-benar ke sana dan merasakan sendiri secara langsung kehidupan ala Inggris itu.

Berkunjung ke Baker Street nomor 221B juga wajib dong. Siapa tahu pas kebetulan Benedict Cumberbatch sedang ada di situ, berpakaian ala Sherlock Holmes seperti dalam serial TV "SHERLOCK"

Karenanya saat membaca ada kesempatan ke Inggris gratis bersama Mister Potato, waaah, aku pun senang bukan main. Tak ketinggalan ingin ikut juga. Nggak tanggung-tanggung, ada 7 destinasi wisata di Inggris yang semuanya adalah tempat-tempat yang memang sejak dulu ingin kudatangi.

Apalagi Liverpool dan Museum The Beatles menjadi salah satu destinasi wisata gratis ke Inggris yang disponsori Mister Potato ini.

Sumber foto : http://www.theglobalindian.co.nz/what-to-visit-liverpool/


Ngemil asyik berhadiah ke Inggris? Siapa yang nggak mau ... Thanks to Mister Potato yang sudah membuka peluang mimpiku ke Inggris menjadi nyata.

Twitterku @rumieko sudah follow @MisterPotato_ID, lho. Dan facebook-ku https://www.facebook.com/arumi.ekowati juga sudah like fanpage Mister Potato Indonesia

Semoga aku bisa ikut ke Inggris. Berdoa yang banyak mulai dari sekarang ...





Senin, 05 Mei 2014

Proses Kreatif : Hatiku Memilihmu


HATIKU MEMILIHMU

Terbit : 12 Mei 2014
Judul : Hatiku Memilihmu
Penulis : Arumi E.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 304 halaman
Harga : Rp. 53.000,- 
Cover : Softcover
ISBN : 978-602-03-0480-9

Ya, akhirnya aku bisa bernapas lega. Naskah yang dengan penuh cinta kutuliskan ini akhirnya berhasil terbit di Gramedia Pustaka Utama. 

Beberapa teman bertanya padaku. Bagaimana cara mengirim naskah ke Gramedia? Lama nggak nunggu kabarnya? Karena konon katanya, bukan perkara mudah bisa menembus Gramedia yang tahun ini berulang tahun ke 40.

Dalam kesempatan ini, aku akan menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Mungkin bisa memberi gambaran. Memang untuk menghasilkan sesuatu yang bagus dan bernilai, butuh perjuangan dan kerja keras. Siapkan mental sekuat baja, semangat pantang menyerah. Jangan lupa berdoa. Insya Allah, segalanya akan membuahkan hasil. Aamiin.

Inilah sharingku ... ^_^


BEHIND THE STORY dan PROSES KREATIF :

Sebagai seorang yang memutuskan fokus menulis, bisa menerbitkan karya di Penerbit Gramedia Pustaka Utama adalah salah satu mimpiku sejak lama, selain dua penerbit lain yang juga menjadi incaranku. Tidak mudah, butuh waktu bertahun-tahun dan ditempa di tempat lain dulu sebelum akhirnya aku berani mengirimkan naskah ke penerbit ini. Dulu, tak terbayang novelku bisa terbit di sini. Aku dengar, untuk bisa menembus GPU susahnya bukan main, bersaing dengan ribuan naskah yang dikirim ke sana, antri bertahun-tahun.

Tapi bulan Oktober 2014, aku beranikan diri untuk mengirim naskah andalanku ke sana. Aku mencintai cerita yang kutulis ini, terutama karena aku sudah lekat dengan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. AKu ingin kisah mereka berlanjut, aku masih punya banyak ide bagaimana cerita tentang mereka kemudian. Aku bertekad kisah ini harus dapat terbit dalam bentuk yang terbaik. Karena itulah aku memilih mengirimkannya ke Penerbit Gramedia Pustaka Utama, yang kurasa tepat untuk naskah ceritaku ini. Alhamdulillah, tak lama aku mendapat kabar naskahku diterima. Senangnya bukan main, bagai mimpi yang menjelma nyata.

Tentunya tahap selanjutnya naskahku ini harus melalui proses editing. Bersyukur aku mendapat bimbingan luar biasa dari editorku yang super baik. Banyak ilmu yang kudapatkan. Aku menjadi tahu bagaimana membuat kalimat menjadi efektif. Naskah yang awalnya berisi 59.000 kata, dipadatkan menjadi 45.000 kata. Kemudian editorku meminta aku menambah lagi bagian-bagian yang dibutuhkan untuk memperkuat cerita. Proses ini memberiku pengetahuan baru, memilah-milah kata mana yang perlu dituliskan untuk mendukung cerita, mana yang tidak perlu dan hanya akan menjadi pemborosan kata. Dengan usaha keras, akhirnya aku berhasil menambah menjadi naskah fix berisi 50.000 kata, dan disetujui editorku.

Mengenai EYD, juga diperhatikan sangat ketat. Dari sini pengetahuanku tentang bagaimana EYD yang benar bertambah lagi. Salah satu contohnya seperti muhrim, yang benar adalah mahram. Silaturahmi yang benar adalah silaturahim. Jamaah, yang benar adalah jemaah, dan banyak lagi lainnya.

Dan asyiknya lagi, editorku mengajakku berdiskusi mengenai pemilihan judul yang akhirnya diubah dari judul aslinya. "Hatiku Memilihmu" adalah judul yang disarankan editorku, menurut beliau, judul ini menggambarkan isi novel ini, memilih seorang lelaki terbaik sebagai imam dalam hidup, sekaligus memilih menyerahkan segala keputusan terbaik kepada Allah Swt.

Aku semakin senang saat juga ikut dilibatkan dalam diskusi menentukan hasil akhir kaver novel ini. Editorku bilang, desiner kaver novel "HATIKU MEMILIHMU" ini adalah salah satu desainer kaver terbaik yang dimiliki GPU dan sering mendesain kaver novel-novel best seller. Insya Allah ketularan best seller juga, aamiin ^_^

Dari ilmu yang kudapatkan selama proses editing naskah ini, semoga mampu membuatku menulis lebih baik dan lebih baik lagi. Proses belajar tidak akan pernah berhenti. Aku sangat menyukai proses editing, selalu ada hal baru yang aku dapatkan dari editor selama proses ini.

Namun, walau pun sudah diperiksa berkali-kali, melalui proses editing berlapis-lapis, masih saja menemukan kata yang salah. Bukti bahwa kesempurnaan hanya milik Allah. Dan manusia tak bisa lepas dari proses terus memperbaiki diri. Selalu akan ada hal baru yang perlu dipelajari dan insya Allah akan menjadikan kita sebagai manusia yang tidak cepat berpuas diri dan mau terus belajar, selalu ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Sebenarnya novel ini direncanakan terbit bulan Januari 2014, sesuai dengan yang tertera di surat perjanjian penerbitan. Namun karena editorku sedang sibuk sekali menjadi panitia persiapan HUT ke 40 Gramedia Pustaka Utama, maka jadwal terbit novel ini mundur hingga akhirnya bulan Mei.

Sejak Januari aku sudah berjanji pada para pembaca, tapi saat Januari berakhir, novel ini tak juga terbit. Aku janjikan Februari, ternyata mundur lagi. Kemudian editorku menjanjikan Maret, akhirnya Maret berakhir dan novel ini belum terbit juga. Terakhir editorku menjanjikan lagi April, dan ... barulah fix, novel ini akan terbit 15 Mei 2014.

Namun editorku yang supeeeeer baik, memasukkan namaku ke daftar nama-nama penulis GPU, walau pun saat ulang tahun ke 40 GPU, novelku belum terbit. Alhamdulillah, editorku memang baiiiiik sekali ^_^

Bangganya bisa terbit di GPU, salah satu penerbit idamanku ^_^

Namaku tercantum di sini di antara 8000 penulis GPU lainnya. Bangganyaaaa bukan main ^_^

Itu loh, namaku di yang paling bawah itu, Arumi Ekowati
Foto by Mbak Era Heru Wardhani ^_^

Nah, kalau di-zoom kelihatan, kan, paling bawah Arumi Ekowati?
Norak ya? Nggak apa-apa deh. Namanya juga senang banget ^_^