Laman

Rabu, 01 Oktober 2014

Berani Ambil Risiko


Selamat datang Oktober!

Semakin mendekati akhir tahun. Harusnya sih bulan ini sudah mulai hujan yaa. Tapi Jakarta masih panaaaas. Ah, nikmati sajalah. Tunggu saja Allah pasti akan melimpahkan berkah hujan-Nya.

1 Oktober ini masih ingat kan? Di tanggal ini dahulu Pancasila terbukti kesaktiannya. Selain itu, sebagai umat muslim, bersiap-siap menyambut Idul Adha.

Memulai bulan ini dengan semangat dan harapan tinggi. Wah, lihat, quote di kalenderku bulan Oktober pas banget.

"Aku mungkin belum sampai di sana, tapi aku sudah lebih dekat daripada kemarin."

Yup, betul banget!

Aku cukup puas dengan hasil kerjaku selama bulan September. Menyelesaikan dua revisi, menemani bapak ibu pulang kampung selama seminggu, dan puncaknya, berhasil menyelesaikan naskah hanya dalam waktu 10 hari. Naskah ini adalah tantangan baru yang nekat aku terima sebelum pulang kampung.
Padahal aku baru sampai di Jakarta kembali tanggal 17 September tengah malam.

Jadi, tugasku itu baru bisa mulai kukerjakan tanggal 19 September, tapi aku baru benar-benar memulainya tanggal 21 September dan deadline tanggal 30 September. Hm, berarti benar-benar 10 hari saja, kan? Untunglah aku sudah punya outline lengkap untuk tugasku kali ini. Aku sudah tahu apa yang akan kutulis dan jalan ceritanya seperti apa. Walau pun akhirnya tetap ada bagian yang berubah dari outline.

Aku lega, tanggal 30 kemarin aku bisa juga menyelesaikan naskahku itu. Mengapa kusebut naskah kali ini tantangan baru? Aku akui, aku memang nekat dan berani mengambil resiko. Bila ada yang menawarkan tugas yang memang menarik, aku tak akan menolaknya.

Hm, sebenarnya ini aku siapkan untuk kejutan. tapi kubagi sedikit deh bocorannya. Naskah kali ini bukan sekadar romantis atau novel islami. Tapi penuh ketegangan dan selama mengetiknya, aku nggak sanggup tidur dengan lampu dimatikan. Aku juga nggak berani mengerjakannya malam hari. Kali ini, aku mengerjakannya lebih santai, hanya siang hari. Dimulai pukul 9 pagi dan selesai pukul 4 sore.

Aih, ternyata aku bisa juga menyelesaikan sebuah naskah tanpa perlu begadang tiap malam. Inilah buktinya. Sekarang, kita tunggu saja ya realisasi novelku selanjutnya ini. Siap-siap merasakan ketegangan ...

Aku bertekad akan menghasilkan karya setiap bulan. untuk Oktober ini, aku akan menyelesaikan tugas menulis kisah roman islami. Hm, kembali dipenuhi perasaan cinta ^_^

Ohya, aku mau berbagi cerita pengalamanku berani mengambil resiko. Kenapa aku bisa bilang salah satu rahasia sukses seseorang karena berani mengambil resiko? Karena itulah yang kualami. Lantas, apakah sekarang aku sudah sukses? Ukuran sukses tiap orang tentu berbeda.

Bagiku bisa menerbitkan novel di penerbit idamanku, Gramedia Pustaka Utama, Gagas Media dan Elex Media, adalah ukuran sukses versi-ku. Bagaimana aku bisa mencapai impian besarku itu? Jawabannya satu, karena aku berani mengambil resiko. Jalannya pun tidak mudah. Panjang, berliku dan jatuh bangun.

Bermula dari menulis cerpen remaja dan cerpen anak sejak tahun 2005, dahulu rasanya menerbitkan novel bagiku adalah sebuah impian besar yang entah bagaimana cara mewujudkannya. Sampai kemudian tawaran itu datang untukku di tahun 2011. Seorang teman menantangku, apakah aku bisa menulis novel setebal 100 halaman A4, dengan setting Korea Selatan?

Ah, dahulu, merangkai kata sebanyak 100 halaman rasanya sulit sekali. Aku terbiasa menulis hanya berkisar 6-8 halaman A4 spasi 1.5. Bagaimana caranya menulis sebuah cerita sepanjang 100 halaman. Tantangan itu ditambah. Menulis naskah novel sebanyak 100 halaman dengan deadline satu minggu alias 7 hari.

Saat itu, rasanya mustahil sekali bagiku. Tapi apakah tantangan itu aku abaikan? Tidak, aku terima tawaran itu. Aku berani mengambil resiko apa pun yang akan kuhadapi nanti. Aku mulai memusatkan perhatianku pada kisah yang kutulis. Dua hari pertama aku gunakan untuk meriset setting cerita di dalam novelku. Lantas aku juga meriset nama-nama Korea dan sedikit bahasa Korea.

Aku bekerja hampir 24 jam. Karena tekadku kuat, maka aku paksakan diri mematuhi jadwal kerja yang kubuat sendiri. Aku menulis mulai pukul setengah 8. Istirahat tepat tengah hari untuk solat dan makan siang. Lanjut mengetik lagi. istirahat sore untuk solat asar, lalu aku lanjutkan lagi hingga pukul 5 sore. Setelah itu aku istirahat untuk mandi, beres-beres, solat magrib dan isya, makan malam, pukul 8 malam, aku lanjut mengetik lagi. Terus hingga menjelang pukul 3 pagi. Barulah aku tidur dan bangun saat subuh.

Dan percayalah pada keajaiban kesungguhan dan keyakinan. Dengan jadwal kerja yang sedemikian ketat, akhirnya ... aku sanggup menyelesaikan naskah novel pertamaku itu ^_^

Inilah novel yang pertama berhasil kuselesaikan dan akhirnya terbit, berjudul Saranghaeyo, dulu aku memakai nama pena Karumi Iyagi.



Setelah itu, beruntun terbit novel-novel karyaku yang lain. Symphony of Love, Four Seasons of Love, Sweet Sonata, Sakura Wish, Cinta Bersemi di Putih Abu-Abu, Zara Detektif Cilik, Heart Latte dan buku tentang boyband Korea favoritku, Bigbang, G-Dragon

Karyaku yang terbit tahun 2012

Karyaku yang terbit tahun 2012-2013


Setelah menulis novel yang pertama itu, selanjutkan aku semakin menikmati menulis kisah-kisah panjang, dan akhirnya mulai berhenti menulis cerita pendek.

Lalu tantangan berani mengambil resiko yang kedua kalinya datang menghampiri ...

Itu terjadi saat datang tawaran menulis novel roman Islami ber-setting New York dengan ketebalan 269 halaman dalam sebulan. Ini tantangan yang sangat berat. Pertama, aku belum pernah menulis cerita bernapaskan Islami, kedua aku belum pernah ke New York. Ketiga, 269 halaman dalam sebulan? WOW, tantangan yang berat banget yaa...

Apakah aku menolak tantangan ini? Tentu tidak. Aku nekat menerimanya. Aku berani mengambil resiko, aku memupuk rasa percaya diri, aku pasti bisa melakukannya. Dan, Alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Hingga terbitlan novel Islami pertamaku berjudul "Tahajud Cinta di Kota NewYork" pada bulan April 2013.
Novel paling tebal yang kutulis sampai saat ini. Setelah terbit tebalnya menjadi 412 halaman.



Bahkan kemudian, novel ini membuka banyak kesempatan menulis selanjutnya. Alhamdulillah, banyak pembaca yang menyukai kisah yang kutulis ini. Bahkan kemudian menarik minat sebuah PH untuk mengadaptasinya menjadi film.

Apalagi tantangan berikutnya? Setelah cukup banyak novel karyaku yang terbit, satu persatu editor mulai menghubungiku. Salah satunya adalah Grasindo. Aku diminta menulis kisah roman young adult. Aku pun lantas punya ide membuat cerita yang terinspirasi kisah hidup sepupuku di Belanda. Maka terbitlah novelku berjudul "Amsterdam Ik Hou Van Je".



Novel ini terbit dengan banyak tantangan. Baru saja launching, aku dihantam kritik luar biasa. Apalagi kritik itu dibuat sedemikian rupa sekaligus untuk menjatuhkanku. Dikupas habis kesalahan-kesalahan karyaku itu tanpa menceritakan kelebihannya sedikit pun. Aku yang belajar menulis secara otodidak, mungkin sudah melakukan kesalahan. Tapi aku tidak putus asa. Kritik tajam disertai caci maki jangan dikira akan membuatku mundur. Karena sesungguhnya aku suka menulis dan aku mampu menulis. Jika kali ini aku dianggap salah, aku yakin selanjutnya aku dapat menciptakan karya yang lebih baik.

Kemudian terbitlah novelku berikutnya sebulan setelahnya, yaitu Jojoba dan Longest Love Letter.

Novelku yang juga terbit tahun 2013


Aku bersyukur, banyak editor yang memberiku kesempatan untuk membuktikan kemampuanku. Gagas Media menawarkanku untuk menulis salah satu seri setiap tempat punya cerita. Aku belum pernah ke Monte Carlo dan aku tahu, penulis lain seri ini adalah penulis-penulis top Gagas Media. Apakah aku minder lalu menolak? Oh, tentu tidak. Aku terima tantangan itu dengan penuh keyakinan. Dengan bimbingan 3 editor sekaligus, akhirnya novel kebanggaanku ini terbit bulan Mei 2014, "Monte Carlo".



Ini sebagian bukti keberanianku mengambil resiko. Ada banyak lagi tantangan lainnya yang ditawarkan padaku. Dan bila tawaran itu menarik minatku, tanpa ragu aku menerimanya.

Seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya, tantangan yang baru saja aku terima dan aku selesaikan adalah menulis kisah menegangkan dan menyeramkan. Padahal aku penakut. Apakah aku menolak kesempatan ini? Tentu tidak. Aku menerimanya dengan penuh keyakinan.

Jadi rahasia sukses adalah, berani. Ayo berani menerima tantangan. Berani keluar dari zona nyaman. Tingkatkan terus standar tantangan yang kamu terima. Maka suatu saat kamu akan takjub dengan hasilnya.

Dan ini adalah novelku yang terbit bersamaan dengan Monte Carlo. Mengawali tahun 2014 yang penuh berkah. "Hatiku Memilihmu" dan "Cinta Valenia"




Nantikan ya, novel-novel terbaruku selanjutnya. Terbit kemudian tahun 2014 dua novel baruku. "Unforgotten Dream" dan Pertemuan Jingga.




Dan semua itu adalah buah dari keberanian mengambil resiko ^_^



8 komentar:

  1. halo kak. selalu suka baca postingan inspirasi dari kak arumi. kakak produktif sekali, boleh dong bagi tips cara biar bisa konsisten nulis dan menghasilkan karya? salam kenal, sinta :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Langit Senja. Wah, nama kamu romantis banget. Makasih ya sdah berkenan membaca postingan2ku. Jawabannya sudah kutulis sekalian di postingan ini ya. Sudah kutambahkan, berbagi pengalamanku bagaimana bisa konsisten menulis. Semoga berkenan membaca tambahan di postinganku ini :)

      Hapus
  2. Salam kenal kak Arumi, salut banget dan inspiratif banget!!! aku mau naya dong, gimana tipdnya bisa nulis novel dengan setting luar negri yang bahkan berkunjung kesana aja belom pernah? tengkyu kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga Devy Putri. tips menulis setting luar negeri ada di postinganku di bagian tips dan info menulis. Aku pernah sharing tips membuat setting Korea. Intinya sama saja. Kita kumpulkan bahan referensi dari sumber berbagai penjelasan tentang negara bersangkutan. Bisa juga kita nonton video2 orang2 yang pernah ke sana. Atau bertanya pada teman/saudara yang pernah ke daerah itu. Tuliskan suasana dan informasi tentang negara tersebut dengan bahasa kita sendiri. Untuk novel, hindari menulis setting seperti artikel wisata. Tokoh utama dalam ceritamu harus melebur dalam setting di mana tokoh itu berada. kalau aku, ditambah nonton film yang settingnya di negara tersebut. Dari film itu kita bisa merasakan suasana dan melihat kebiasaan2 orang2nya.

      Hapus
  3. assalamualaikum.. salam kenal kak. menginspirasi banget,, jadi termotivasi untuk berkarya.. :)

    BalasHapus
  4. Mbak Arum, so inspiring. Saat baca blognya, kisah jatuh bangun, kritikan yg aduhai, tapi tetap bekerja keras sebagai penulis. Moga jariyah ya mbaak tulisannya :)

    BalasHapus
  5. inspirasi banget, jadi makin semangat nulis, doakan ya mba bisa mengikuti jejak mba jadi penulis sukses seperti mba yg sabar, berani dan hebat. terus berkarya ya mba...

    BalasHapus
  6. Kak, kakak punya akun apa aja? Aku boleh tau gak?
    AKu udah follow kakak di twitter, follback aku ya ^^

    BalasHapus